KOMPAS.com - Dengan nomor punggung 309 berkibar di punggungnya, Bianca Adelyn Salim, siswa kelas 5D SDK 10 PENABUR, menggebrak arena sepatu roda freestyle putri Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara (Sumut) 2024.
Meski tubuhnya mungil, semangat juangnya membara untuk mengukir prestasi di tengah para pesaing yang lebih dewasa.
Bianca mengaku mendapatkan pengalaman berkesan dengan menjadi peserta termuda dalam ajang PON XXI.
“Sebelum terpilih, saya harus mengikuti beberapa tahapan, baik saat seleksi dan pertandingan PON, saya selalu melawan atlet yang usianya jauh di atas saya. Ada yang usia 15 tahun dan 17 tahun, bahkan sudah kuliah,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (4/9/2024).
Bianca pun bersyukur karena upayanya berbuah manis. Medali perak untuk kategori sepatu roda freestyle PON XXI berhasil diboyong pulang.
Terkait prestasi itu, Bianca membagikan tips untuk mengembangkan bakat seperti yang dia lakukan.
Baca juga: Lewat “Spirit of Adventure 2024, BPK Penabur Jakarta Hidupkan Kepedulian Sambil Bertualang
Pertama, kenali minat bakat dan kemampuan yang dimiliki. Kedua, fokus dan tekun berlatih sesuai kemampuan. Ketiga, tidak mudah menyerah dan berkecil hati kalau menghadapi lawan yang lebih tua umurnya.
Selain itu, Bianca juga bersyukur berada di lingkungan yang suportif untuk pengembangan bakatnya.
“Terima kasih untuk SDK 10 PENABUR, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan para guru yang sangat mendukung pengembangan bakat saya,” tuturnya.
Di usia yang baru menginjak 10 tahun, Bianca mengingatkan kepada teman-temannya agar selalu berdoa dan jangan mengandalkan kemampuan diri sendiri.
“Selama Tuhan beserta kita dan dengan persiapan yang matang, tidak ada yang mustahil,” tuturnya.
Adapun Bianca mulai tertarik dengan olahraga sepatu roda pada usia enam tahun dan serius berlatih saat berusia tujuh tahun.
Baca juga: Bangga Ikut Kibarkan Merah Putih, Begini Cerita Siswa SMAK BPK Penabur Jadi Paskibra
Saat duduk di kelas 2 SD, Bianca mulai aktif mengikuti berbagai perlombaan sepatu roda, baik di dalam maupun luar kota.
Dengan berbagai prestasi dan pengalaman yang diraih, Bianca pun memberanikan diri mengikuti seleksi atlet sepatu roda dan berhasil lolos sebagai perwakilan Daerah Khusus Jakarta (DKJ) di PON XXI.
Dia terus melakukan latihan intensif selama sebulan penuh sebelum PON XXI. Setiap hari kecuali Senin, Bianca dengan penuh semangat beraksi di atas sepatu rodanya.
Jadwal latihan berlangsung dua sesi per hari, setiap pagi dan sore dengan durasi masing-masing tiga hingga empat jam.
Tidak hanya berlatih sepatu roda semata, latihan fisik secara konsisten juga dilakukan. Hal ini untuk meningkatkan stamina, kelincahan, dan ketangkasan ketika melakukan trik dan combo dalam koreografi sepatu roda.
View this post on Instagram
Dengan pembelajaran karakter sebagai seorang atlet sekaligus pelajar, Bianca dituntut mengatur waktu efektif agar bisa sama-sama berjalan baik.
Baca juga: Siswa BPK Penabur Raih Prestasi di Ajang Internasional, Bukti Keberhasilan Pendidikan Berkarakter
Apalagi, saat persiapan PON XXI, Bianca harus meninggalkan ruang kelas selama sebulan penuh.
Beruntung, SDK 10 PENABUR mendukungnya melalui para guru yang aktif memberikan perkembangan terkait materi baru.
Bianca juga selalu berusaha untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di waktu jeda latihan sehingga saat bergabung kembali bersama teman-temannya di sekolah dia tidak tertinggal.
Selain itu, menjadi seorang atlet sepatu roda juga menempanya untuk menjadi pribadi yang lebih sabar, tekun, dan juga teliti.
“Kesabaran dan ketekunan dipupuk melalui setiap latihan trik yang harus dikuasai, sedangkan ketelitian dikembangkan guna menjaga gerakan yang dilakukan agar tidak mengenai dan menjatuhkan cone. Jika hal itu terjadi, bisa menyebabkan penalti,” ujarnya.
Bianca juga mengaku bahwa melalui berbagai perlombaan sepatu roda yang diikuti membuat dirinya lebih sportif.
“Saya mengakui kalau lawan yang tampil bagus dan saat saya kurang bagus. Itu dijadikan evaluasi ke depan agar makin baik,” ungkapnya.
Di sisi lain, Bianca juga menjadi salah satu siswa yang mencerminkan profil BPK Penabur, yaitu BEST.
BEST adalah kepanjangan dari sikap "Be Tough" atau tangguh dan tidak gentar dalam menghadapi lawan saat mengikuti pertandingan PON XXI.
Kemudian "Excel Worldwide", yakni memiliki jiwa suportif dan menguasai trik olahraga sepatu roda dengan baik hingga berhasil meraih juara.
"Share with Society", yakni mau memberikan tips kepada teman-teman sehingga makin banyak anak Indonesia yang semangat menggali bakat dan potensi diri hingga berani mengikuti perlombaan.
Baca juga: Surat dari Orang Laut Antar Siswi BPK Penabur Jadi Finalis Pulitzer Center for Education
"Trust in God", yakni selalu mengandalkan Tuhan di setiap langkah mulai dari proses latihan, seleksi, lomba, hingga berhasil meraih prestasi.