KOMPAS.com – Perjalanan panjang yang menggabungkan pengalaman langsung dan dedikasi dalam dunia pendidikan akhirnya membuahkan hasil yang manis bagi Vanecha Valda, siswi kelas XII dari Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) Penabur Kota Tangerang.
Vanecha berhasil meraih juara 3 di Festival Lomba Seni Siswa Nasional ( FLS2N) cabang Jurnalistik tingkat nasional, berkat karya tulisnya yang mengangkat perjuangan pendiri Kampung Baca Taman Rimba (Batara), Widie Nurmahmudy, dalam memberdayakan masyarakat Banyuwangi.
Perjalanan Vanecha ke Banyuwangi dalam rangka Spirit of Challenge yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur Jakarta pada Maret 2024, membawa kesan mendalam bagi dirinya.
Di kaki Gunung Raung, tepatnya di Dusun Papring, Kecamatan Kalipuro, Vanecha berkesempatan bertemu langsung dengan Widie, yang telah mendirikan Kampung Batara pada 2015.
Baca juga: Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran
Kampung Batara menjadi sekolah adat berbasis konservasi, yang mengajarkan membaca, menulis, menghitung, hingga seni dan musik kepada masyarakat setempat.
Pengalaman yang menyentuh hati itu akhirnya menjadi inspirasi bagi Vanecha untuk menulis artikel feature dalam ajang FLS2N.
Vanecha merasa bahwa kisah Widie dan perjuangannya dalam mengurangi angka buta aksara di desa terpencil sangat layak untuk diangkat.
“Menurut saya, Pak Widie merupakan sosok yang menginspirasi banyak orang. Beliau berhasil mengolah sumber daya manusia (SDM) di kampungnya sehingga angka buta aksara berkurang,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (12/12/2024).
Baca juga: Menginspirasi, Guru Sejarah di Flores Timur Gunakan Sampah Sebagai Media Belajar
Dengan tema "Merdeka Berprestasi, Talenta Seni Menginspirasi: Pelajar Pancasila, Dari Resiliensi Meraih Mimpi", Vanecha menulis artikel yang mengangkat perjuangan Widie dalam mengurangi buta aksara tidak hanya pada anak-anak, tetapi juga pada orang dewasa.
"Di Kampung Batara, yang belajar tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang tua usia 25-59 tahun yang sebelumnya buta aksara," tutur Vanecha.
Tak disangka, karya tulis tersebut membawa Vanecha melaju ke tingkat nasional dan meraih juara harapan. Ia pun merasa semakin termotivasi untuk terus berusaha maksimal di tingkat selanjutnya.
Menulis artikel jurnalistik tentang Kampung Batara bukanlah tugas yang mudah bagi Vanecha. Sebagai kompetisi pertamanya di FLS2N, ia harus mempersiapkan diri dengan sangat matang.
Selama dua bulan, Vanecha mendapatkan bimbingan intensif dari guru Bahasa Indonesia, Agustinus dan Kristanti.
“Mereka mengajarkan cara menulis dan menentukan sudut pandang agar artikel yang dibuat dapat menarik perhatian pembaca,” ucapnya.
Selain itu, untuk menggali informasi lebih dalam, Vanecha melakukan wawancara dengan Widie via Zoom Meeting, mengingat jarak yang memisahkan mereka.
Baca juga: 5 Gerakan Peregangan Hilangkan Kaku Sehabis Zoom Meeting
Sebelum wawancara, ia juga mempersiapkan diri dengan menonton tayangan video "Kick Andy" tentang teknik wawancara mendalam. Semua persiapan itu membuat artikel Vanecha semakin matang dan siap untuk dipresentasikan dihadapan juri.
Bagi Vanecha, FLS2N merupakan ajang pertama yang ia ikuti sejak mulai bersekolah di PENABUR dari taman kanak-kanak (TK) hingga SMA.
Ketika hari perlombaan tingkat nasional tiba, Vanecha harus melakukan wawancara dengan lima narasumber yang ada di lokasi lomba dan menulis artikel sepanjang 700 kata on the spot dari pukul 16.00 hingga 22.00 WIB.
Proses yang melelahkan ini sempat membuat Vanecha cemas. Di tengah persaingan ketat, ia takut tidak dapat memenuhi harapan orang-orang, terutama para guru yang mendukungnya.
Baca juga: Jenazah di Kali Cisadane, Harapan Orangtua Ita Hancur Setelah Kabar Duka Datang
Meski demikian, Vanecha mengingat pesan dari ayahnya untuk selalu memiliki mental juara, mengeluarkan kemampuan terbaik, dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan.
“Kata-kata itu lah yang membuat saya berani melalui rintangan lomba mulai dari tingkat kota, provinsi, hingga nasional,” imbuh Vanecha.
Pada pengumuman hasil lomba, Vanecha merasa khawatir karena banyak peserta yang telah menunjukkan prestasi luar biasa di tingkat provinsi.
Namun, meskipun ada rasa takut dan gugup, Vanecha tetap percaya bahwa usaha dan doa akan membuahkan hasil. Dan akhirnya, namanya pun dipanggil sebagai juara 3.
Baca juga: Timnas Indonesia Juara Dunia FIFAe World Cup 2024
“Puji Tuhan, panitia memanggil nama saya dan ternyata meraih juara 3.” tutur senang.
Setelah ajang FLS2N, Vanecha mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Widie secara langsung.
Widie, yang sedang berada di Jakarta, menyempatkan diri mengunjungi SMAK Penabur Kota Tangerang, Rabu (11/12/2024). Pertemuan ini diselenggarakan dalam bentuk talk show, yang juga dihadiri oleh Ketua Umum Yayasan BPK Penabur Adri Lazuardi dan Ketua BPK Penabur Jakarta Kenny Lim, yang bertindak sebagai moderator.
Vanecha merasa sangat terhormat dapat berbincang langsung dengan Widie, sosok yang telah menginspirasi dirinya untuk menulis karya tersebut.
Baca juga: Presiden Prabowo Resmikan Flyover Madukoro Karya WIKA, Dorong Konektivitas dan Kemajuan Ekonomi
Pada kesempatan tersebut, Widie berbagi cerita mengenai perjuangannya mendirikan Kampung Batara, yang bermula dari keprihatinan terhadap anak-anak yang putus sekolah akibat diskriminasi dan kemiskinan.
“Kultur dan kebudayaan yang berbeda seringkali membuat anak-anak di daerah ini merasa terpinggirkan di sekolah. Kemiskinan juga menjadi salah satu faktor penyebab utama. Banyak anak yang terpaksa putus sekolah dan akhirnya kesulitan mencari pekerjaan saat mereka memasuki usia dewasa,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Widie, angka pernikahan dini, khususnya pada perempuan usia 11-14 tahun, juga sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh pandangan mereka yang menganggap pendidikan tidak begitu penting pada usia tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Widie mendirikan Kampung Batara, yang menjadi solusi alternatif pendidikan yang aman dan nyaman bagi masyarakat di sana.
Baca juga: Presiden Prabowo Minta Digitalisasi Pendidikan Dimulai di TK dan SD
Kampung Batara menerapkan pendekatan pendidikan berbasis permainan, di mana anak-anak memulai hari dengan bermain permainan tradisional untuk melatih kemampuan otak dan motorik mereka.
Setelah itu, mereka melanjutkan ke kegiatan belajar yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan potensi diri dengan bebas.
Widie mengungkapkan bahwa anak-anak tetap mendapatkan pendidikan dasar di sekolah, dan disini diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan mereka.
“Jadi, kampung ini bukan hanya tempat belajar teori, tetapi juga tempat untuk mengasah skill praktis," katanya.
Baca juga: Guru Tampar Siswa SD Kelas 1 di Tasikmalaya, Orang Tua Korban Lapor Polisi
Selain itu, pada 2020, Kampung Batara juga membuka kelas bagi orang tua yang buta aksara untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung (calistung).
Mengajak orang tua untuk belajar tidaklah mudah, mengingat banyak alasan yang mereka miliki, tetapi Widie menemukan cara untuk memotivasi mereka.
"Kami mengatakan kepada mereka, 'Jika anak-anak bisa membaca, kenapa kamu tidak?' Dan itu membuat mereka mau belajar," tutur Widie.
Berkat kerja keras Widie dan tim pengajar, kini sudah ada 320 warga yang berhasil memperoleh sertifikat melek aksara. Sebelumnya, hanya sekitar 200 orang tua yang dapat belajar di Kampung Batara.
Baca juga: Menikmati Perjalanan dengan KA Perintis Batara Kresna, Transportasi Wisata Aman di Tengah Kota Solo
Widie juga mengucapkan terima kasih kepada BPK Penabur yang telah mengajak siswa-siswi untuk mengajar di kampungnya.
"Saya sangat senang bisa datang ke sekolah PENABUR. Ini sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dulu, banyak orang tua yang takut diajar oleh orang luar, tetapi sekarang mereka malah menantikan kehadiran teman-teman dari PENABUR untuk mengajar di sini," ucap Widie dengan penuh rasa syukur saat bertemu dengan perwakilan siswa, pengurus OSIS, dan MPK di SMAK Penabur Kota Tangerang.
Vanecha berhasil membuktikan bahwa kerja keras dan dedikasi tidak akan sia-sia.
Melalui kisah inspiratif tentang Kampung Batara, ia berhasil menunjukkan kepada masyarakat bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka peluang dan meraih mimpi, bahkan di daerah yang jauh dari perkotaan.
Baca juga: Hasil Konsumsi Daya Mobil Listrik Hyptec HT di Jalur Perkotaan
Kepala SMAK Penabur Kota Tangerang, Kristina Tarigan mengungkapkan bahwa Vanecha adalah siswa yang sangat rajin dan mandiri, serta memiliki keinginan besar untuk terus mengasah kemampuan menulisnya.
“Vanecha memiliki semangat untuk terus berkembang, dan kami sangat mendukungnya dalam kompetisi ini,” ujar Kristina.
Kristina Tarigan, Kepala SMAK PENABUR Kota Tangerang mengungkapkan bahwa Vanecha merupakan sosok yang rajin, mandiri, dan memiliki keinginan tinggi untuk belajar hal-hal baru.
“Vanecha merupakan anak yang mau terus mengeksplor kemampuan yang dimiliki dan dia mudah diarahkan dalam mengasah skill menulisnya. Inilah yang menjadi alasan kami memilih Vanecha untuk berkompetisi di FLS2N,” ucapnya.
Baca juga: Kunjungi Kompas TV, 25 Finalis FLS2N 2023 Jurnalistik Diharapkan Jadi Agen Perubahan
Kristinia turut menyampaikan bahwa guru-guru di sekolah begitu mendukung Vanecha selama persiapan lomba.
“Kami memberikan pendampingan dan memfasilitasi Vanecha ketika bertemu dengan narasumber,” imbuhnya.
Vanecha adalah salah satu siswa dari BPK Penabur Jakarta yang mencerminkan nilai-nilai BEST dalam dirinya.
Ia menunjukkan sikap be tough, yaitu tidak mudah menyerah dan selalu tangguh dalam menghadapi tantangan, seperti saat mengikuti lomba FLS2N cabang Jurnalistik untuk pertama kalinya.
Baca juga: Yakin Kerja Jurnalistik Tak Tergantikan AI, Dewan Pers: Mereka Enggak Tahu Kebenaran
Dengan kemampuan menulis yang sangat baik, Vanecha berhasil meraih juara 3 tingkat nasional, membuktikan bahwa ia benar-benar excel worldwide dalam bidangnya. Selain itu, melalui tulisan-tulisannya, Vanecha juga ingin share with society, berbagi inspirasi dengan pembaca dan memberikan dampak positif.
Terakhir, ia selalu trust in god, percaya bahwa dengan usaha dan doa, segala tantangan dapat dihadapi dengan baik.
Prestasi dan nilai-nilai tersebut menjadikan Vanecha sosok yang bukan hanya berprestasi, tetapi juga menginspirasi banyak orang di sekitarnya.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai SMAK Penabur Kota Tangerang, yang terletak di Jalan Honoris Raya Blok J10, RT.004/RW.005, Kelapa Indah, Tangerang, Banten 15117, kunjungi tautan ini.