KOMPAS.com – Tim robotik Sekolah Dasar Kristen (SDK) 3 Penabur meraih prestasi di kancah internasional dengan memenangkan medali emas pada ajang The 9th World Innovative Technology Challenge.
Ajang yang diselenggarakan oleh World Innovative Technology dan Chonnam National University digelar di Chonnam National University, Korea Selatan (Korsel) pada Sabtu (2/11/2024) hingga Minggu (3/11/2024).
Keberhasilan empat siswa dari SDK 3 Penabur ini tidak hanya mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, tetapi juga menampilkan perpaduan sempurna antara inovasi teknologi dan kepedulian sosial, khususnya dalam mendukung penyandang disabilitas.
Keempat siswa berbakat tersebut adalah Aurelia Hojaya, Arleen Eleanor Shilton, Sidney Anyelir Situmeang, dan Michael Gerald Gouwtama. Mereka berhasil menciptakan sebuah sistem keamanan rumah pintar yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas.
Baca juga: Siswa BPK Penabur Raih Prestasi di Ajang Internasional, Bukti Keberhasilan Pendidikan Berkarakter
Dengan memanfaatkan mikrokontroler ESP32 dan berbagai komponen teknologi, sistem ini dirancang untuk memberikan perlindungan lebih kepada penyandang disabilitas.
Salah satu aspek yang membedakan sistem tersebut adalah kemampuannya memberikan respons real-time terhadap potensi bahaya dengan memanfaatkan kombinasi peringatan pendengaran, visual, dan sentuhan, yang disesuaikan dengan kebutuhan individu penyandang disabilitas.
Kepala SDK 3 Penabur, Agung Prasetyo sangat mengapresiasi kerja keras tim robotik SDK 3 Penabur.
“Mereka telah melalui proses yang tidak mudah, termasuk latihan harian, presentasi lewat Zoom, hingga membangun kekompakan tim,” ucapnya.
Baca juga: Bangga Ikut Kibarkan Merah Putih, Begini Cerita Siswa SMAK BPK Penabur Jadi Paskibra
Sebagai kepala sekolah, Agung berharap prestasi tersebut dapat menginspirasi siswa lainnya untuk mengembangkan talenta mereka di bidang teknologi.
“Saya berharap prestasi ini bisa memotivasi adik-adik kelas mereka untuk terus berprestasi,” imbuhnya.
Agung juga mengapresiasi kerja sama dengan orangtua siswa, yang solid mendukung dari awal hingga berhasil meraih prestasi tersebut.
Sebelum berangkat ke Korsel, Aurelia Hojaya, Arleen Eleanor Shilton, Sidney Anyelir Situmeang, dan Michael Gerald Gouwtama memulai perjalanan mereka dengan riset mendalam mengenai tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas dalam hal keamanan rumah.
Hasil riset empat sekawan ini kemudian diterjemahkan menjadi desain sistem yang dapat memberikan peringatan dini dalam berbagai situasi bahaya, seperti kebakaran atau gangguan keamanan lainnya.
Adapun hasilnya adalah sebuah sistem yang tidak hanya fungsional, tetapi juga dapat diakses oleh individu dengan berbagai jenis disabilitas.
Keberangkatan tim robotik SDK 3 Penabur ke Korsel menjadi pengalaman istimewa karena merupakan perjalanan pertama mereka ke luar negeri sebagai sebuah tim.
“Kami berangkat pukul 21.30 Korea Standard Time (KST) menuju Bandara Incheon, lalu melanjutkan perjalanan dengan bus selama enam jam ke Kota Yeosu. Setelah menginap semalam, kami jalan-jalan ke beberapa tempat menarik di Yeosu. Hari ketiga baru tiba saatnya mengikuti perlombaan di Chonnam National University,” kenang, Michael, salah satu anggota tim.
Baca juga: Surat dari Orang Laut Antar Siswi BPK Penabur Jadi Finalis Pulitzer Center for Education
Hari yang ditunggu pun tiba. Michael bersama tim diberi waktu satu jam untuk merakit maket, memasang komponen, menambahkan dekorasi, dan mengunggah kode ke dalam mikrokontroler.
Setelah itu, mereka mempresentasikan dan mendemonstrasikan sistem "Smart Home Security System for Disabilities" di depan juri dan penonton. Meskipun persiapan hanya memakan waktu 26 hari, keempat siswa ini mampu memberikan hasil terbaik.
“Puji Tuhan, saat pengumuman, kami berhasil mendapatkan medali emas,” ujar Arleen, dengan bangga.
Adapun bagi Aurelia, salah satu pengalaman terbaiknya adalah kesempatan menjelajah kota Yeosu dan mencicipi jajanan khas, seperti tanghulu dan es krim.
Prestasi keempat sekawan tersebut menjadi bukti bahwa SDK 3 Penabur mendukung penuh kegiatan robotik. Mereka juga datang dengan persiapan yang matang.
Kepala SDK 3 Penabur, Agung Prasetyo mengungkapkan bahwa pihak sekolah memberikan pendampingan penuh kepada mereka, mulai dari pembuatan maket proyek hingga persiapan presentasi.
“Kami mengupayakan pelatihan intensif dengan pendampingan dari pelatih berkompeten agar siswa lebih siap dan menguasai materi robotik,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (7/11/2024).
Pada kesempatan tersebut, Aurel berbagi pesan untuk mereka yang ingin berprestasi di bidang robotik.
“Teruslah belajar dengan rajin, percaya diri, dan berani mencoba. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar,” ujarnya.
Selain Aurel, Sidney mengungkapkan pentingnya kerja sama tim dalam meraih prestasi di perlombaan bidang robotik.
“Untuk membangun tim yang solid, kita harus saling menjaga emosi dan perasaan serta mengutamakan persahabatan di atas segalanya,” ucapnya.
Baca juga: Melalui Raimuna SLTAK, BPK Penabur Jakarta Bentuk Generasi Pemimpin Berkarakter
Perlu diketahui, SDK 3 Penabur sendiri membuka ekstrakurikuler robotik dan coding dari kelas I hingga kelas VI, dengan pelatih terbaik di bidangnya.
Ingin mengasah minat robotik putra-putri Anda? SDK 3 Penabur membuka kesempatan untuk bergabung dalam ekstrakurikuler robotik.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id/ atau datang langsung ke Jalan Gunung Sahari IV Nomor 8-10, RT 06/RW 07, Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat 10610.