KOMPAS.com - Para mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI) yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Kemendikbud Ristek) mengaku senang karena bisa belajar pentingnya kebinekaan serta persaudaraan lintas budaya dan suku.
Program ini juga dinilai berhasil dan sukses membangun persahabatan mahasiswa antar daerah, suku, budaya, dan agama, sehingga meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain itu, PMM juga berhasil membentuk sikap mahasiswa dalam menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat.
Mahasiswa yang mengikuti PMM bisa bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
Baca juga: Penayangan Sri Asih Diundur, Upi: Kami Tidak Ingin Mengecewakan
UPI berpartisipasi mengambil bagian penting dalam mewujudkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
Melalui program ini, UPI berupaya mewujudkan arah kebijakan dan strategi nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam Agenda Pembangunan Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk memperkokoh ketahanan budaya bangsa serta membentuk mentalitas bangsa yang maju, modern, dan berkarakter.
Partisipasi itu juga menjadi langkah konkret UPI dalam mewujudkan revolusi mental sebagai gerakan akademik dan kebudayaan dalam meneguhkan Indonesia sebagai negara-bangsa majemuk.
Sebab, sebagai negara-bangsa majemuk, Indonesia memiliki keragaman suku, adat-istiadat, budaya, bahasa, dan agama, yang membentuk satu kesatuan dalam keragaman: Bhinneka Tunggal Ika dalam sistem pendidikan pada perguruan tinggi khususnya di UPI.
Pada program tersebut, UPI ikut berpartisipasi dan menyukseskan dua jenis pertukaran Mahasiswa Merdeka.
Pertama dalam bentuk inbound. UPI berperan sebagai tuan rumah atau penerima yang diikuti 92 mahasiswa dari 30 perguruan tinggi di Indonesia.
Kedua dalam bentuk outbound. UPI berperan sebagai peserta dengan mengirimkan 45 mahasiswa untuk mengikuti program yang diselenggarakan di 22 perguruan tinggi lain di Indonesia.
Untuk jenis inbound, UPI menerima sebanyak 92 mahasiswa dari 30 perguruan tinggi yang berbeda di Indonesia.
Secara rinci, UPI menerima program pertukaran Mahasiswa Merdeka untuk jenis program inbound, yaitu 1 orang dari IKIP PGRI Pontianak, 1 orang dari Universitas Asahan, serta 1 orang dari Universitas Bina Bangsa Getsempena.
Baca juga: 24 Universitas Terbaik di Bandung 2022, ITB dan UPI Peringkat Berapa?
Kemudian ada 1 orang dari Universitas Borneo Tarakan, 1 orang dari Universitas Halu Oleo, 1 orang dari Universitas Hamzanwadi, 10 orang dari Universitas HKBP Nommensen, 1 orang dari Universitas Islam Al Azhar, 1 orang dari Universitas Islam Riau,
Selanjutnya, 5 orang dari Universitas Jambi, 8 orang dari Universitas Lambung Mangkurat, 1 orang dari Universitas Lancang Kuning, 2 orang dari Universitas Mataram, 1 orang dari Universitas Muhammadiyah Makassar, dan 5 orang dari Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang.
Ada pula 2 orang dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 13 orang dari Universitas Negeri Makassar, 7 orang dari Universitas Negeri Medan, 6 orang dari Universitas Negeri Padang, 1 orang dari Universitas Nurul Huda, 2 orang dari Universitas Pattimura, dan 2 orang dari Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.
Baca juga: Selama 2 Tahun, Kemendikbud Ristek Rekrut 600.000 PPPK Guru
Kemudian, 1 orang dari Universitas Quality, 2 orang dari Universitas Samudra, 1 orang dari Universitas Sari Mulia, 1 orang dari Universitas Sulawesi Barat, 1 orang dari Universitas Sumatera Utara, 10 orang dari Universitas Syiah Kuala, 2 orang dari Universitas Tadulako, 1 orang dari Universitas Victory Sorong.
Sedangkan pada program pertukaran Mahasiswa Merdeka jenis outbound, 45 mahasiswa UPI berhasil diterima dan mengikuti program yang tersebar di 22 perguruan tinggi di Indonesia.
Secara rinci, mahasiswa UPI melaksanakan kegiatan pertukaran mahasiswa merdeka untuk jenis program outbound yaitu 1 orang di Universitas Bosowa, 1 orang di Universitas Hasanuddin, 2 orang di Universitas Internasional Batam, dan 1 orang di Universitas Islam Makassar.
Selanjutnya ada 7 orang di Universitas Islam Riau, 1 orang di Universitas Jambi, 1 orang di Universitas Lambung Mangkurat, 1 orang di Universitas Mahasaraswati Denpasar, 1 Universitas Mataram.
Baca juga: Kemendikbud Ristek: Rekrutmen PPPK Guru Akan Rampung pada 2023
Kemudian, 1 orang di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, 1 orang di Universitas Muhammadiyah Kendari, 1 orang di Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah, 5 orang di Universitas Negeri Medan, 7 orang di Universitas Negeri Padang, dan 2 orang di Universitas Nusa Cendana.
Tidak ketinggalan, 2 orang di Universitas Pendidikan Ganesha, 1 orang di Universitas Samudra, 1 orang di Universitas Sriwijaya, 3 orang di Universitas Sumatera Utara, 3 orang di Universitas Syiah Kuala, 1 orang di Universitas Udayana, 3 orang di Universitas Warmadewa.
Program pertukaran Mahasiswa Merdeka, dikoordinasikan UPI melalui Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan serta Direktorat Pendidikan UPI.
Direktur Pendidikan Dr. rer.nat Asep Supriatna, M.Si menjelaskan bahwa mekanisme pertukaran Mahasiswa Merdeka yang dilakukan UPI dengan menyusun atau menyesuaikan kurikulum yang memfasilitasi mahasiswa.
Baca juga: 3 Museum Baru Diluncurkan Kemendikbud Ristek, Mari Berkunjung
"Khususnya mereka yang mengambil mata kuliah, menentukan dan menawarkan mata kuliah yang dapat diambil mahasiswa, mengatur kuota peserta yang mengambil mata kuliah yang ditawarkan, serta mengatur jumlah SKS yang dapat diambil. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan dalam jaringan (daring)," tutur Asep, dikutip dari keterangan persnya, Rabu (26/10/2022).
Koordinator Tim MBKM UPI sekaligus Kepala Seksi Administrasi Keuangan dan Sumber Daya pada Direktorat Pendidikan UPI Agus Sutiawan, SE menyampaikan bahwa peran UPI berupaya mewujudkan pertukaran Mahasiswa Merdeka berjalan dengan baik.
"Serta bisa menjalin kerja sama antarperguruan tinggi untuk penyelenggaraan transfer kredit yang dapat diikuti mahasiswa serta mengalokasikan kuota untuk mahasiswa inbound maupun mahasiswa yang melakukan outbound," ucapnya.
Di samping itu, sebut dia, UPI berupaya memberikan layanan terbaik bagi mahasiswa dalam penyelenggaraan program ini, serta melakukan pemantauan penyelenggaraan pertukaran mahasiswa.
Baca juga: Bunda PAUD Jabar Atalia Kamil Raih Penghargaan Wiyata Dharma Madya dari Kemendikbud Ristek
"UPI juga menilai dan mengevaluasi hasil pertukaran mahasiswa untuk kemudian dilakukan rekognisi terhadap SKS mahasiswa, serta melaporkan hasil kegiatan belajar ke Ditjen Dikti Kemendikbud Ristek," imbuhnya.
Agus menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengikuti PMM harus mengikuti dan menyelesaikan Modul Nusantara yang berisi yang berisi pemberian pemahaman komprehensif tentang kebinekaan, wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air.
"Ada empat jenis kegiatan, yaitu pertukaran kebudayaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial," tuturnya.
Dalam pelaksanaan Modul Nusantara, ia melanjutkan, mahasiswa peserta PMM dibimbing oleh dosen pembimbing Modul Nusantara yang bertanggung jawab dalam membuat materi dan melaksanakan kegiatan.
Baca juga: Dosen Uhamka Lolos Program Postdoctoral Kemendikbud Ristek 2022
"(Para dosen pembimbing) membimbing dan memfasilitasi mahasiswa peserta PMM sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang ditentukan di Modul Nusantara untuk dapat mengikuti Modul Nusantara dengan baik," ucap Agus.
Dia melanjutkan, tugas lain dosen pembimbing adalah melakukan asesmen tentang keterlibatan, dinamika, dan kemajuan peserta serta menyusun dan menyerahkan laporan bulanan berdasarkan kegiatan yang dilakukan di Modul Nusantara pada laman yang disediakan.
"Tugas lainnya adalah menyetujui laporan bulanan mahasiswa PMM, memberikan penilaian akhir kepada mahasiswa peserta PMM, menindaklanjuti umpan balik yang diberikan oleh Ditjen Diktiristek terkait pelaksanaan Modul Nusantara, serta Mengelola pendanaan kegiatan Modul Nusantara," papar Agus.