KOMPAS.com – Pola asuh merupakan salah satu kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi orangtua. Sebab, pola asuh berperan besar terhadap tumbuh kembang anak, bahkan mempengaruhi kondisinya hingga usia dewasa.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah menerapkan pengasuhan responsif atau tanggap terhadap kebutuhan dasar anak usia dini. Pola asuh ini termasuk mengamati dan merespons gerak tubuh, suara, dan permintaan anak.
Pola asuh responsif berperan dalam memberikan perlindungan dari bahaya yang mengancam fisik dan pemenuhan asupan bergizi, mengenali dan merespons sakit yang diderita anak, membantu memperkaya proses belajar anak, serta membangun kepercayaan anak dalam melakukan interaksi sosial.
Pada masa awal kehidupannya, anak yang masih belajar berbicara lebih banyak berhubungan dengan orangtua melalui ekspresi berupa pelukan, kontak mata, senyuman, vokalisasi, dan gerak tubuh.
Interaksi yang menyenangkan antara anak dan orangtua akan membentuk ikatan emosional yang membantu anak dalam memahami orang lain dan dunia di sekitarnya, melakukan interaksi sosial, dan proses mempelajari bahasa.
Baca juga: Tanoto Foundation Libatkan Masyarakat untuk Cari Solusi Masalah Stunting di Indonesia
Senior Early Child Education and Development (ECED) Specialist Tanoto Foundation Fitriana Herarti mengatakan, orangtua atau pengasuh perlu melakukan interaksi dengan anak sejak dini.
“Meskipun anak belum dapat berbicara, komunikasi dengan anak dapat berupa celotehan sambil menatap mata anak atau kontak fisik, seperti pelukan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (11/4/2022).
Interaksi tersebut, kata dia, akan merangsang otak anak untuk berkembang secara optimal. Selain itu, semakin tinggi frekuensi rangsangan itu, semakin baik pula pengaruhnya kepada anak.
"Tak hanya itu, orangtua dan pengasuh anak usia dini juga berperan besar dalam pemberian stimulasi bagi perkembangan motorik, emosi, dan kognitif anak," imbuh Fitriana.
Ia melanjutkan, orangtua yang responsif adalah mereka yang mampu mengamati isyarat-isyarat dari perilaku anak, menerjemahkan perilaku tersebut ke dalam kebutuhan dan keinginan anak, serta memberikan respons secara konsisten, tepat, dan efisien.
Baca juga: Forum Nasional Stunting 2021, Wapres Maruf Minta Daerah Kuatkan Komitmen Penurunan Stunting
“Ketika orangtua secara responsif dan konsisten melakukan interaksi dua arah dan mengekspresikan cinta kepada anak, akan terbentuk kelekatan emosional antara orangtua dan anak,” jelas Fitriani.
Untuk menjadi orangtua yang responsif sekaligus memberikan kesempatan untuk pembelajaran pada anak sejak dini, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:
Selain tips mengenai pengasuhan responsif tersebut, ketahui pula informasi mengenai cara membentuk kelekatan (bonding) dengan anak usia dini dan beragam tips seputar parenting lainnya melalui laman SIGAP (sigap.tanotofoundation.org).
Baca juga: 4 Cara Menstimulasi Kebiasaan Hidup Sehat pada Anak