KOMPAS.com – Kebiasaan hidup sehat adalah cara menjalani hidup dengan menjaga dan memaksimalkan fungsi tubuh agar berdampak baik pada tubuh.
Kebiasaan hidup sehat bisa dimulai dengan menjaga asupan makanan sehat dengan diet dan nutrisi, berolahraga, melakukan kegiatan positif untuk menghindari stres, dan lainnya.
Selain membuat tubuh lebih bugar, kebiasaan hidup sehat juga bisa meningkatkan imun, mencegah datangnya penyakit, hingga meningkatkan harapan hidup.
Meski demikian, kebiasaan hidup sehat tidak bisa datang begitu saja. Kebiasaan ini membutuhkan komitmen serius dan harus dilatih sejak dini.
Dalam hal menjalani hidup sehat, anak-anak cenderung meniru kebiasaan orangtua, termasuk menu yang dimakan hingga aktivitas fisik.
Baca juga: 4 Cara Memulai Gaya Hidup Sehat dengan Musik Rekomendasi Ahli
Survei Academy of Nutrition and Dietetics Foundation menyebutkan bahwa orangtua merupakan panutan utama yang paling diinginkan anak-anak mereka.
Sosok orangtua sebagai "contoh" bisa dibilang mengungguli para selebriti olahraga. Oleh karenanya, orangtua bertanggung jawab untuk mengajari anak-anak tentang kebiasaan hidup sehat.
Melansir dari beberapa sumber, berikut empat langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk menstimulasi kebiasaan hidup sehat.
Dinamika keluarga akan berdampak pada kesehatan anak. Pola asuh sangat menentukan keterbukaan keluarga, lingkungan yang suportif, hingga aktivitas yang positif seperti kebiasaan hidup sehat.
Untuk mengajarkan kebiasaan hidup sehat, ajak anak berdiskusi dalam mengambil keputusan. Diskusi tersebut bisa seputar makanan dan waktu makan.
Baca juga: Alasan Pola Hidup Sehat Harus Dilakukan oleh Manusia
Libatkan juga anak-anak dalam belanja makanan, menyiapkan makanan, hingga mendorong mereka berpartisipasi dalam memasak.
Begitu pula dengan waktu makan. Selain penting untuk kesehatan, hal ini juga mengajari anak-anak dengan komitmen dan tanggung jawab.
Pastikan anak-anak tahu bahwa mereka adalah bagian dari tim dan kesehatan dan kebiasaan hidup sehat adalah urusan penting. Hal yang sama juga berlaku untuk hal lain, seperti berolahraga.
Hindari menghadiahi makanan atau melarang makanan tertentu kepada anak. Menggunakan makanan sebagai hadiah ketika anak memperoleh nilai yang baik dapat menciptakan hubungan yang tidak sehat dengan makanan.
Baca juga: Mengajari Anak Pemahaman Membaca Lebih Penting daripada Sering Membaca
Pelabelan seperti makanan “buruk” juga bisa menambah hasrat anak-anak untuk memakannya. Kenalkanlah juga jenis-jenis makanan sehat dan kapan harus memakannya.
Biarkan pula mereka memilih makanan yang diinginkan dan seberapa banyak yang dikehendaki. Semakin bertambahnya usia, nafsu makan anak bisa mengalami fluktuasi.
Untuk itu, jangan paksa mereka selalu menghabiskan, misalnya sayuran, yang ada di piring. Meski makanan itu bagus untuk mereka, tapi pemaksaan bisa membuat mereka tidak menyukai makanan tersebut.
Seperti disinggung sebelumnya, mengajak anak berdiskusi dalam mengambil keputusan sangat penting. Begitu pula dengan merencanakan aktivitas fisik.
Baca juga: 5 Cara Mengajari Anak Sportif Menerima Kekalahan
Hal itu penting mengingat tidak semua anak suka aktivitas fisik, termasuk berolahraga. Untuk itu, kenalkan jenis-jenis aktivitas fisik, sehingga ada yang menarik perhatian mereka.
Penulis buku Kids and Sports Eric Small mengatakan, tawarkan berbagai macam ide sampai ada yang suka. Sangat penting mengajak anak nonatletis untuk termotivasi bergerak, sehingga mereka bisa menikmati aktivitas fisik pada masa depan.
Selain itu, anak-anak juga suka ketika orangtua mereka terlibat dalam permainan. Untuk itu, rencanakan pula aktivitas yang bisa dilakukan bersama-sama, seperti hiking atau jogging santai.
Seiring bertambahnya kerusakan lingkungan, berbagai macam penyakit, seperti pandemi baru diprediksi akan bermunculan di masa depan.
Maka karena itu, sangat penting mengajari anak tentang kondisi krisis yang diakibatkan penyakit, salah satu contohnya pandemi Covid-19.
Baca juga: Orangtua, Ini Cara Sederhana Ajari Anak Menghargai Diri Sendiri
Meski membahas penyakit, gunakanlah konsep yang riang, seperti bermain, mewarnai, hingga membaca buku interaktif. Tujuannya agar anak tetap enjoy dan tidak bosan saat belajar.
Sebagai contoh, buku Rubik Unik Corona yang disusun Tanoto Foundation untuk mengajari anak agar tetap beraktivitas secara aman selama pandemi dan menanamkan protokol kesehatan (prokes) sejak dini.
Buku yang diterbitkan atas kerja sama antara Tanoto Foundation, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda Jakarta itu menceritakan anak yang menghabiskan waktunya di rumah dengan menggambar dan membuat rubik enam sisi dari kertas.
Lantas, keenam sisi rubik kertas tersebut ditempeli gambar dengan ajakan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan ilustrasi virus SARS-CoV-2.
Dalam pengantarnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menyebutkan, buku tersebut bisa menjadi salah satu cara memenuhi hak informasi anak.
Baca juga: Tanoto Latih 10 Ribu Guru dan Kepala Sekolah Percepat Digitalisasi Pembelajaran
“Saya melihat buku ini memiliki alur cerita sederhana ditunjang dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, tentu akan menjadi sebuah media yang mudah diserap, menyenangkan, serta informatif bagi anak-anak kita dalam memahami kondisi pandemi Covid-19,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (12/11/2021).
Sementara itu, CEO Global Tanoto Foundation J Satrijo Tanudjojo menyampaikan, pihaknya percaya bahwa edukasi sejak dini adalah kunci.
“Semua orang harus peduli tentang ini, tidak terkecuali anak-anak. Semakin cepat mereka belajar, semakin baik,” jelasnya.
Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk Ivan Rizal Sini mengatakan, buku itu bisa membuat anak-anak memahami Covid-19 dengan cara yang menyenangkan, tanpa membuat mereka takut.
“Mengingat sasaran yang dituju adalah anak-anak, maka peran orangtua untuk menyampaikan edukasi kepada anak-anak sangatlah besar,” tambah Ivan.
Baca juga: Survei Tanoto Foundation: 95 Persen Orangtua dan Guru Inginkan Belajar Tatap Muka
Buku cerita anak Rubik Unik Corona versi cetak dapat dibeli dengan harga terjangkau di toko buku Gramedia di seluruh Indonesia.
Sementara itu, versi e-book bisa diunduh secara gratis melalui tautan berikut kemenpppa.go.id, berjarak.kemenpppa.go.id/rubik-unik-corona, sigap.tanotofoundation.org, dan bunda.co.id/web/rsiabundajakarta.
Itulah empat cara menstimulus anak supaya bisa menerapakan kebiasaan hidup sehat sejak dini. Mari bangun generasi muda yang sehat untuk menyongsong gemilang pada masa depan.