KOMPAS.com – Head of Scholarship & Leadership Development Tanoto Foundation Aryanti Savitri mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan jumlah peneliti muda di Indonesia melalui kompetisi nasional Tanoto Student Research Award (TSRA).
“TSRA merupakan inisiatif Tanoto Foundation dalam mendukung generasi muda untuk berinovasi melalui penelitian terapan di kampusnya masing-masing,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (25/2/2021).
Tanoto Student Research Award telah berjalan sejak 2007 dan bermitra dengan beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Adapun perguruan tinggi tersebut, di antaranya Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Brawijaya (UB), dan Universitas Hasanuddin (UNHAS).
Baca juga: Selain Prestasi Cucu Gus Dur, Ini 8 Inovasi Peneliti Muda Indonesia di Kancah Internasional
“Melalui TSRA, Tanoto Foundation berharap dapat membangun potensi hilirisasi penelitian,” kata Aryanti, dalam acara virtual media briefing Tanoto Student Research Award (TSRA) National Competition di Jakarta, Rabu (24/2/2021).
Hal ini, sambung dia, sejalan dengan visi pihaknya sebagai organisasi filantropi yang fokus pada pendidikan.
Oleh karenanya, Tanoto Foundation ingin mendorong generasi muda untuk bisa berinovasi dan mengembangkan aplikasi pengetahuan yang mereka dapat di perguruan tinggi.
“Dengan inovasi tersebut diharapkan dapat mencetak produk yang bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujar Aryanti.
Baca juga: Dukung Peneliti Muda, Kemendikbud Luncurkan Buku Meneliti Itu Seru
Menurutnya, inovasi berperan penting dalam kemajuan bangsa. Pasalnya, melalui inovasi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Tak hanya itu, inovasi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan efisiensi dalam perekonomian. Dengan begitu, produk-produk yang dihasilkan semakin kompetitif,” ujarnya.
Pada ajang TSRA 2021, terdapat 24 tim finalis yang berkompetisi di tingkat nasional dalam dua kategori, yaitu teknologi dan sains.
Pemenang kategori teknologi berasal dari tim IPB University dengan inovasi teknologi uji kualitas pangan
Salah satu perwakilan dari tim tersebut, Abdul Azim berharap, teknologi uji kualitas pangan yang dikembangkan dapat lebih cepat dan mampu menghasilkan kualitas pangan terbaik.
“Saat melakukan sidang pengujian kualitas pangan di lab, saya menyadari hal itu memakan waktu yang lama. Untuk itu, saya berharap alat pendeteksi kualitas minyak goreng portable ini bisa bermanfaat,” katanya.
Baca juga: Penelitian Mahasiswa Unpad, Ekstrak Kulit Manggis Berpotensi sebagai Anti-Corona
Adapun pemenang dari kategori sains berasal dari tim Universitas Brawijaya. Tim ini melakukan penelitian yang mengembangkan kemampuan multifungsi konsorsium bakteri kitinolitik dalam budidaya tanaman kedelai.
Perwakilan dari tim Universitas Brawijaya, Achmad Roekhan berharap, melalui penelitian yang dilakukan dapat memacu pertumbuhan pada tanaman kedelai dan menjaga kelestarian lingkungan.
Tidak hanya mencakup perlombaan dan penjurian, dalam rangkaian kegiatan TSRA National Competition juga ada kuliah credit earning yang merupakan aktivitas belajar di luar kampus.
"Mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan metode penelitian dari IPB University, yang selanjutnya dapat diklaim SKS,” ucap Aryanti.
Baca juga: Tanoto Foundation: TSRA Cetak Peneliti dari Kalangan Mahasiswa
Kuliah credit earning, sambung dia, adalah salah satu perwujudan komitmen Tanoto Foundation mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Untuk sinergitas lebih lanjut dengan program Kampus Merdeka, Aryanti mengatakan, pihaknya turut mengundang perwakilan dari dunia usaha dan dunia industri.
“Kami ikut mengundang kedaulatan Indonesia dalam reka cipta (Kedaireka) untuk mempertemukan dunia pendidikan dan dunia usaha,” ujarnya.
Baca juga: Cegah Kecelakaan Kerja, Mahasiswa UMM Ciptakan Sarung Tangan Safety
Adapun Kedaireka merupakan platform baru dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Dikti).