KOMPAS.com - Hasil analisis data Early Childhood Development Index (ECDI) 2018 menunjukkan, sekitar 88,3 persen anak Indonesia usia 36-59 bulan telah berkembang sesuai tahapan perkembangan usia mereka.
Angka tersebut cukup bagus karena tidak jauh berbeda dengan capaian perkembangan anak usia dini di negara-negara kawasan Asia Tenggara lainnya. Namun, tentu saja capaian ini masih perlu ditingkatkan melalui kerja sama semua pihak.
Sebagai informasi, ECDI merupakan data mengenai proporsi anak usia 36-59 bulan, yang berkembang dengan baik dalam bidang kesehatan, pembelajaran, dan psikososial.
Indikator yang digunakan merupakan Indikator Sustainable Development Goals (SDG) 4.2.1 dari modul global ECDI, yang dikumpulkan melalui survei Multiple Indicator Cluster Survey (MICS).
Baca juga: Alumni Tanoto Foundation Diajak Jaga Bangsa dan Negara Secara Utuh
Data tersebut dikumpulan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 sebagai upaya untuk melihat status pembangunan anak usia dini.
Sementara itu, analisa terhadap ECDI 2018 dilakukan pada 2020, oleh Badan Pusat Statistik ( BPS) dan UNICEF atas dukungan Tanoto Foundation.
Head of ECED Tanoto Foundation Eddy Henry mengatakan pihaknya menaruh perhatian besar pada pembangunan anak usia dini dalam kerangka SDGs.
"Dengan adanya laporan analisa ECDI 2018 dan instrument ECDI2030, kami percaya pembangunan generasi bangsa Indonesia akan lebih terukur dan terarah,” kata Henry, seperti dalam keterangan terulisnya.
BPS pun menyajikan hasil analisis tersebut pada acara Peluncuran Analisis Perkembangan Anak Usia Dini Indonesia 2018 dan Instrument ECDI 2030, Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Gandeng Nila Tanzil, Tanoto Foundation Ajak Orangtua Tingkatkan Minat Baca Anak
Pada kesempatan tersebut, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, BPS selalu berkomitmen mendukung agenda nasional pembangunan berkelanjutan, melalui pendataan dan analisis capaian pembangunan yang diukur dengan berbagai indikator SDG.
“Dengan adanya analisis dan laporan ECDI 2018 ini, kita semua dapat merefleksikan perkembangan pembangunan manusia Indonesia, khususnya dalam kaitannya dengan persiapan generasi muda,” kata Suhariyanto.
Di sisi lain, UNICEF baru meluncurkan modul ECDI terbaru (ECDI 2030) dalam pertemuan Komisi Statistik PBB (UN Statistical Commision) Ke-51 di New York, pada awal 2020.
Oleh karena itu, BPS melalui kerja sama dengan UNICEF serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan didukung Tanoto Foundation, akan melakukan uji coba modul.
Perwakilan UNICEF untuk Indonesia Debora Comini menyatakan pihaknya sangat bangga dengan komitmen BPS dan mengapresiasi dukungan Tanoto Foundation.
"Semoga mulai tahun depan instrumen ini dapat dilaksanakan sehingga perencanaan pembangunan bisa dilakukan berbasis data capaian perkembangan anak usia dini sesuai indikator SDG,” kata Debora Comini.
Jika modul ECDI 2030 dapat dilaksanakan pada 2021, maka Indonesia akan menjadi negara pertama yang mengadopsi dan melaksanakan modul tersebut dalam survei nasional.