KOMPAS.com- Sebagai bentuk dukungan dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong dan Universitas Terbuka (UT) Layanan Luar Negeri, telah diselenggarakan kegiatan Wisuda di Hong Kong khusus bagi lulusan UT yang tinggal di negara tersebut.
Acara wisuda tersebut berlangsung secara hybrid, menggabungkan kehadiran langsung atau luar jaringan (luring) di Gedung PT Bank Negara Indonesia Tbk Hong Kong, menggunakan aplikasi Zoom Meeting, dan disiarkan secara langsung melalui UT-TV, Minggu (7/1/2024).
Pada kegiatan wisuda di Hong Kong, sebanyak 25 lulusan dari berbagai program studi (prodi) turut meraih gelar.
Distribusi lulusan dari masing-masing prodi, yaitu Manajemen tiga orang, Ilmu Komunikasi (Ilkom) empat orang, Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan 14 orang, dan Ilmu Hukum empat orang.
Baca juga: Santri Korban Pengeroyokan di Blitar Meninggal, Kemenag Serahkan Proses Hukum ke Kepolisian
Dalam sorotan prestasi, terdapat tiga nama lulusan terbaik dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi.
Pertama, Damayanti dari prodi Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan dengan IPK 3.68. Disusul dari prodi yang sama, yaitu Yuni dengan IPK 3.61. Lulusan terbaik ketiga adalah Dwi Mustika Ratih dari prodi Ilkom dengan IPK 3.57.
Kegiatan wisuda UT di Hong Kong dihadiri secara luring oleh sejumlah pejabat, antara lain KJRI untuk Hong Kong Yul Edison, Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI KBRI Beijing, Tiongkok Yudil Chatim, Konsul Penerangan, Sosial, dan Budaya KJRI Hong Kong Endah Rachmi Yuliarti, serta General Manager (GM) BNI Hong Kong, Farid Faraitody Sumarsono.
Adapun kegiatan tersebut juga diikuti secara virtual oleh Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan UT Paken Pandiangan dan Direktur UT Layanan Luar Negeri Pardamean Daulay.
Baca juga: Tips Lolos Beasiswa KIP Kuliah dari Kemahasiswaan UM Surabaya
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan UT Paken Pandiangan menyampaikan bahwa menyelesaikan studi di luar negeri merupakan pencapaian yang tidak mudah.
Proses tersebut, kata dia, memerlukan perjuangan ekstra, karena belajar di UT menuntut tingkat disiplin dan kemandirian belajar yang tinggi.
“Dua hal tersebut mewajibkan saudara (mahasiswa) harus pandai membagi waktu, memfokuskan perhatian, serta membangun motivasi yang tiada henti. Tanpa semangat, ketekunan, dan konsistensi, saya yakin sangat sulit kiranya untuk berhasil kuliah di UT,” ujar Paken dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (8/1/2024).
Sejak awal didirikan pada 1984, UT diberikan tiga mandat besar untuk mengatasi tantangan pendidikan di Indonesia.
Baca juga: KAI Berikan Beasiswa Pendidikan untuk Anak Korban Meninggal Tabrakan KA di Cicalengka
Pertama, meratakan akses pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama mereka yang belum dapat mengakses perguruan tinggi tatap muka atau konvensional.
Kedua, memberikan peluang pendidikan bagi individu yang sudah bekerja, termasuk para pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di berbagai negara.
Ketiga, merespons peningkatan jumlah lulusan sekolah menengah atas (SMA) sementara kapasitas perguruan tinggi tatap muka masih terbatas.
Sebagai solusi, UT merancang pembelajaran secara khusus agar dapat menampung jumlah mahasiswa yang besar dengan model belajar jarak jauh.
Baca juga: Unnes Sediakan Kuota 11.300 Calon Mahasiswa Baru pada 2024
Pendekatan tersebut memungkinkan mahasiswa untuk belajar tanpa harus datang ke kampus, dan justru UT yang mendatangi mahasiswa, di mana pun mereka berada, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Selain itu, UT juga terus mengembangkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan langkah-langkah progresif.
Saati ini, UT telah meluncurkan aplikasi MyUT yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk mengakses layanan akademik dan nonakademik secara mandiri.
Mulai dari proses admisi, registrasi atau pendaftaran, distribusi bahan ajar digital, layanan tutorial/praktik/praktikum, hingga ujian akhir semester (UAS) dapat dilakukan melalui aplikasi tersebut dengan menggunakan akun dan kata sandi yang diberikan kepada masing-masing mahasiswa.
Baca juga: Mahasiswa Dapat Rp 9 Juta Per Semester, Ini Cara Daftar KJMU 2024
Penggunaan aplikasi MyUT menunjukkan bahwa UT, baik secara langsung maupun tidak langsung telah membiasakan mahasiswa untuk memanfaatkan TIK.
“Oleh karena itu, saya berharap para mahasiswa UT, khususnya yang ada di Hong Kong harus lebih percaya diri, siap menghadapi perubahan, dan mampu belajar mandiri melalui pemanfaatan TIK yang telah disediakan oleh UT,” imbuh Paken.
Ia menjelaskan bahwa jumlah mahasiswa UT di luar negeri saat ini mencapai 4.330 orang dengan 233 mahasiswa di antaranya berada di Hong Kong.
Meskipun demikian, kata Paken, jumlah tersebut dianggap masih kecil jika dibandingkan dengan jumlah PMI di Hong Kong.
Baca juga: PMI Asal Sumbawa Diduga Disekap dan Dijadikan Pekerja Judi Online di Luar Negeri
“Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, saya mengajak mahasiswa UT di Hong Kong yang telah lulus dan diwisuda dapat menjadi duta untuk mengajak teman-teman sesama PMI untuk melanjutkan studi di UT," tuturnya.