KOMPAS.com - Roissyah Fernanda Khoiroh (24) atau yang akrab dipanggil Nanda adalah salah satu mahasiswi lulusan terbaik dari Program Kampus Merdeka Bangkit By Google, GoTo, Traveloka Batch I di Program Studi (Prodi) Statistika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Terbuka (UT).
Pencapaian wanita kelahiran Lumajang, Jawa Timur (Jatim) ini merupakan hal yang luar biasa, mengingat Nanda memiliki keterbatasan fisik yang membuatnya harus menggunakan kursi roda untuk bepergian.
Kelumpuhan pada kakinya terjadi karena sarafnya terputus saat menjalani tindakan medis untuk operasi tulang belakangnya yang mengalami skoliosis pada 2018.
Baca juga: Efek Buruk Kelainan Tulang Skoliosis jika Dibiarkan
Akibat kondisi tersebut, Nanda memilih untuk menunda pendidikannya di Universitas Jember (UNEJ) dan mengambil waktu selama dua tahun untuk pemulihan.
Setelah masa pemulihannya selesai, ia kemudian memutuskan untuk melanjutkan studinya di UT, yang mendukung kondisi belajar melalui sistem pembelajaran online.
Selama kuliah di Prodi Statistika UT, Nanda mulai tertarik pada big data, yang menjadi dasar minatnya dalam mempelajari machine learning atau pembelajaran mesin.
Ia mengambil berbagai kelas terkait minatnya itu dan belajar secara mandiri hingga akhirnya menemukan program Bangkit.
Melihat kesesuaian program tersebut dengan minatnya, Nanda memutuskan untuk bergabung dan menjadi anggota program Bangkit 2023 Batch I yang fokus pada pembelajaran machine learning.
Setelah menempuh berbagai pendidikan dan pembelajaran di UT serta mengikuti berbagai kelas, program, dan pembelajaran mandiri, ketekunan Nanda dalam bidang machine learning terus berlanjut hingga mencapai kesuksesan dalam karier.
Saat ini, Nanda diterima dan bekerja di perusahaan startup Braincore.id yang fokus pada penyediaan jasa konsultasi kecerdasan buatan (AI).
Meskipun masih berstatus sebagai pegawai paruh waktu, Nanda menjalani peran sebagai Research and Development (RnD) Assistant dengan penuh antusiasme, sambil tetap menikmati setiap proses dalam menggapai mimpinya.
Dengan ramah, Nanda mengatakan bahwa kesuksesannya saat ini adalah hasil dari proses yang telah ia tempuh. Dia percaya bahwa hasil tidak akan mengecewakan prosesnya.
Baca juga: Kisah Dati, Jadi Lulusan Terbaik IPK 3,94 di Tengah Keterbatasan Ekonomi
”Keterbatasan fisikku bukanlah halangan untuk ambisiku. Maka dari itu, aku bertekad untuk selalu fokus pada proses yang kutempuh karena aku percaya bahwa hasil tidak akan mengkhianati proses,” ujar Nanda dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (22/3/2024).
Semoga kisah perjuangan Nanda terus memotivasi kita semua untuk terus percaya bahwa impian kita dapat menjadi kenyataan selama kita tetap semangat dalam menempuh setiap langkahnya.