KOMPAS.com – Universitas Terbuka (UT) Layanan Luar Negeri (LLN) menggelar Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) bagi 890 mahasiswa UT Jepang melalui Zoom Meeting pada Minggu (17/3/2024).
Kegiatan itu bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo.
Untuk diketahui, OSMB UT LLN di Jepang dihadiri oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo Amzul Rifin, Direktur UT LLN Pardamean Daulay, serta Wakil Rektor UT Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis Rahmat Budiman.
Rahmat mengatakan bahwa penyelenggaraan UT di luar negeri merupakan bagian dari upaya UT dalam memberikan akses layanan pendidikan tinggi berkualitas kepada semua Warga Negara Indonesia, terutama kepada ribuan anak-anak magang yang saat ini berada di Jepang.
“Semoga, ketika kembali ke Indonesia, mereka memiliki keahlian dan kompetensi lain yang dibuktikan dengan gelar sarjana yang diperolehnya sehingga siap bersaing di pasar global,” ujar Rahmat dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (17/3/2024).
Dia juga mengapresiasi jumlah mahasiswa UT di luar negeri yang semakin bertambah setiap tahun.
Berdasarkan data Direktorat Akademik Kemahasiswaan dan Kelulusan (DAAK) UT, jumlah mahasiswa baru UT LLN tercatat sebanyak 5.316 orang pada masa registrasi 2023 Genap.
Baca juga: Program Studi Doktor Ilmu Manajemen UT Cetak Gelar Doktor Kedua
Dari angka itu, jumlah mahasiswa UT yang berdomisili di Jepang mencapai 1.060 orang. Sementara, jumlah mahasiswa baru UT pada masa registrasi 2023 Genap sebanyak 890 orang. Dengan demikian, jumlah mahasiswa UT yang ada di Jepang sampai 2024 mencapai 1.748 orang.
Adapun 890 mahasiswa baru UT LLN Jepang terdiri atas 2 mahasiswa pada Program Studi (Prodi) Perpajakan, 2 mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan, 68 mahasiswa Prodi Sistem Informasi, 58 mahasiswa Prodi Ilmu Hukum, 8 mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah, 1 mahasiswa Prodi Pariwisata, dan 3 mahasiswa Prodi Akutansi Keuangan Publik.
Kemudian, 70 mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Bisnis, 9 mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, 315 mahasiswa Prodi Manajemen, 4 mahasiswa Prodi Matematika, 4 mahasiswa Prodi Statistika, 1 mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 13 mahasiswa Prodi Sosiologi, 9 mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan, dan 83 mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi.
Selanjutnya, 16 mahasiswa Prodi Agribisnis Bidang Minat Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, 8 mahasiswa Agribisnis Bidang Minat Penyuluhan dan Komunikasi Peternakan, serta 5 Agribisnis Bidang Minat Penyuluhan dan Komunikasi Perikanan.
Baca juga: Dorong Dosen Lakukan Penelitian, UT Kucurkan Dana Miliaran Rupiah
Ada pula 38 mahasiswa Prodi Akuntansi, 11 mahasiswa Prodi Teknologi Pangan, dan 154 mahasiswa Prodi Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan.
Rahmat menilai, berkuliah di UT merupakan pilihan tepat. Sebab, UT merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) yang menerapkan pembelajaran jarak jauh, mandiri, dan fleksibel. Sistem pembelajaran ini cocok bagi mahasiswa yang bekerja di Jepang.
“Selamat bergabung dengan UT,” ucap Rahmat dalam sambutannya.
Tak dapat dimungkiri, sistem belajar jarak jauh yang diterapkan UT tidak mudah, terlebih bagi mahasiswa yang terbiasa belajar secara konvensional dengan hadir di kelas dan mendapatkan materi belajar dari guru atau dosen.
Oleh sebab itu, Pardamean meminta mahasiswa baru UT dapat belajar mandiri, memotivasi diri sendiri, mengelola waktu belajar, serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam belajar.
“Untuk menghindari culture shock dari budaya belajar tatap muka ke pembelajaran jarak jauh, UT LLN menyediakan kegiatan Layanan Pendukung Kesuksesan Belajar Jarak Jauh (LPKBJJ),” kata Pardamean.
LPKBJJ terdiri atas empat kegiatan, yaitu Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB), Pelatihan Keterampilan Belajar Jarak Jauh (PKBJJ), Workshop Tugas, dan Klinik Ujian.
“Semoga semua peserta dapat mengikutinya sehingga mahasiswa baru bisa sukses belajar dan lulus tepat waktu,” tegas Pardamean.
Sebagai pelopor pendidikan jarak jauh di Indonesia, UT dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin meningkatkan kompetensi melalui kuliah tanpa meninggalkan pekerjaan.
Hingga awal 2024, UT telah menjadi wadah pendidikan bagi 5.316 orang yang tersebar di lebih dari 50 negara.
Daya jangkau layanan pendidikan UT bagi WNI yang berada di luar negeri, khususnya para pekerja migran Indonesia (PMI), diperkuat dengan nota kesepahaman antara UT dengan Kemenlu mengenai peningkatan akses dan penyelenggaraan layanan pendidikan tinggi di luar negeri melalui sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh.