KOMPAS.com – Sebanyak 121 mahasiswa baru yang berada di wilayah Amerika, Eropa, dan Asia mengikuti kegiatan Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) yang digelar oleh Universitas Terbuka (UT) Layanan Luar Negeri (LLN) via Zoom Meeting pada Minggu (17/3/2024).
Kegiatan itu bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, Inggris.
Untuk diketahui, OSMB UT LLN dihadiri Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London Khairul Munadi, Direktur Universitas Terbuka Layanan Luar Negeri Pardamean Daulay, Wakil Rektor Bidang Akademik UT Mohamad Yunus, serta Wakil Rektor UT Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis Rahmat Budiman.
Pardamean mengatakan bahwa sistem belajar jarak jauh yang diterapkan UT tidak mudah, terlebih bagi mahasiswa yang terbiasa belajar secara konvensional dengan hadir di kelas dan mendapatkan materi belajar dari guru atau dosen.
Oleh sebab itu, Pardamean meminta mahasiswa baru UT dapat belajar mandiri, memotivasi diri sendiri, mengelola waktu belajar, serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam belajar.
“Untuk menghindari culture shock dari budaya belajar tatap muka ke pembelajaran jarak jauh, UT LLN menyediakan kegiatan Layanan Pendukung Kesuksesan Belajar Jarak Jauh (LPKBJJ),” kata Pardamean dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (17/3/2024).
LPKBJJ terdiri atas empat kegiatan, yaitu Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB), Pelatihan Keterampilan Belajar Jarak Jauh (PKBJJ), Workshop Tugas, dan Klinik Ujian.
“Semoga semua peserta dapat mengikutinya sehingga mahasiswa baru bisa sukses belajar dan lulus tepat waktu,” tegas Pardamean.
Berdasarkan data Direktorat Akademik Kemahasiswaan dan Kelulusan (DAAK) UT, jumlah mahasiswa baru UT LLN tercatat sebanyak 5.316 orang pada masa registrasi 2023 Genap.
Sementara, 120 mahasiswa baru UT LLN di wilayah Amerika, Eropa, dan Asia terdiri atas 2 mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam, 8 mahasiswa Prodi Sistem Informasi, 1 mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan, 18 mahasiswa Prodi Ilmu Hukum, 2 mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah, 4 mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Negara, dan 8 mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Bisnis.
Kemudian, 1 mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, 38 mahasiswa Prodi Manajemen, 2 mahasiswa Prodi Sosiologi, 3 mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan, 7 mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, serta 1 mahasiswa Prodi Agribisnis Bidang Minat Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian.
Baca juga: Dorong Dosen Lakukan Penelitian, UT Kucurkan Dana Miliaran Rupiah
Selanjutnya, 1 mahasiswa Prodi Biologi, 7 mahasiswa Prodi Akuntansi, 1 mahasiswa Prodi Teknologi Pangan, dan 16 mahasiswa Prodi Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan.
Pardamean mengatakan, sebagai pelopor pendidikan jarak jauh di Indonesia, UT dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin meningkatkan kompetensi melalui kuliah tanpa meninggalkan pekerjaan.
“Hingga awal 2024, UT telah menjadi wadah pendidikan bagi 5.316 orang yang tersebar di lebih dari 50 negara,” kata dia.
Daya jangkau layanan pendidikan UT bagi WNI yang berada di luar negeri, khususnya para pekerja migran Indonesia (PMI), diperkuat dengan nota kesepahaman antara UT dengan Kemenlu mengenai peningkatan akses dan penyelenggaraan layanan pendidikan tinggi di luar negeri melalui sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Rahmat menambahkan, penyelenggaraan UT di luar negeri merupakan bagian dari upaya UT dalam memberikan akses layanan pendidikan tinggi berkualitas kepada semua Warga Negara Indonesia, terutama kepada ribuan anak-anak magang yang saat ini berada di luar negeri.
“Semoga, ketika kembali ke Indonesia, mereka memiliki keahlian dan kompetensi lain yang dibuktikan dengan gelar sarjana yang diperolehnya sehingga siap bersaing di pasar global,” imbuh Rahmat.