KOMPAS.com - Guru Besar Universitas Terbuka (UT) Dewi Artati Padmo Putri mengatakan, UT mendorong para dosen melakukan penelitian kolaborasi dengan mitra universitas atau lembaga lain, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Pada tahun 2024, UT memberikan dana lebih dari Rp 5,5 miliar. Alokasi dana sebesar ini merupakan hal luar biasa yang menunjukkan komitmen UT dalam pelaksanaan darma penelitian dan PKM,” ungkapnya.
Oleh karenanya, UT menggelar kegiatan Penyerahan Kontrak Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) serta Anugrah Karya Inovasi dan Pengabdian UT Tahun Anggaran 2024.
Kegiatan tersebut mengangkat tema "Mewujudkan UT World Class University melalui Penelitian dan Pengabdian Masyarakat" di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Selasa (13/2/2024).
Penandatanganan perjanjian penugasan Penelitian dan PKM 2024 dapat dilakukan menggunakan tanda tangan elektronik dan e-meterai sebagai penerapan digital learning ecosystem.
Baca juga: Program Studi Doktor Ilmu Manajemen UT Cetak Gelar Doktor Kedua
Dewi menegaskan, kegiatan penelitian dan PKM di lingkungan UT merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahun.
“Setiap dosen wajib untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan PKM, baik sebagai ketua atau sebagai anggota peneliti,” katanya dalam siaran pers.
Dia mengatakan, UT saat ini melakukan kolaborasi penelitian dengan OU5, Indonesia Cyber Education (ICE) Institut, Huawei, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
UT juga bergabung dalam Riset Kolaborasi Indonesia yang diinisiasi Forum Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dari 21 PTNBH.
Dengan begitu, UT mampu mengimbangi dan juga belajar dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) lain agar dapat jadi lebih kuat dalam hal riset.
“Dalam rangka pencapaian target jumlah penelitian dan pelaksanaan PKM, setiap tahun UT memberikan pendanaan internal kepada para dosen dan tenaga kependidikan. Pada 2024, dana yang dikucurkan UT mencapai Rp 37,1 miliar,” katanya.
Baca juga: Kembangkan Pelayanan bagi Mahasiswa, UT Studi Banding ke AIOU, Pakistan
Dewi berharap, dosen UT dapat turun ke masyarakat mengamalkan ilmu dan teknologi yang dimiliki dan mempercepat laju pertumbuhan, dan tercapainya tujuan pembangunan nasional.
“UT juga telah merintis PKM internasional di negara berkembang yang berbatasan dengan UT daerah,” ujarnya.
Saat ini, sasaran PKM internasional adalah di Timor Leste, Sabah Malaysia, dan Papua Nugini.
“Semoga kegiatan PKM Internasional ini bermanfaat bagi masyarakat masyarakat yang kami bina,” harapnya.
Lebih lanjut, Dewi mengatakan, UT mendokumentasikan Karya Inovasi dan Pengabdian pada Katalog Karya Inovasi dan Pengabdian UT untuk Negeri.
Baca juga: Respons Kebutuhan Masyarakat, UT Buka Prodi S1 Pendidikan Agama Islam dan Magister PAUD
“Katalog ini merupakan kumpulan karya yang diinisiasi civitas akademika UT pada 2023,” katanya.
Dia mengatakan, UT berkomitmen mengembangkan potensi dosen dan tenaga kependidikan atau tenaga fungsional melalui kegiatan penelitian dan PKM untuk pengembangan ilmu dalam menghasilkan produk yang inovatif dan berdaya guna.
Kemudian, produk yang dinilai inovatif dan berdaya akan mendapatkan penghargaan Catha Sancaya Universitas Terbuka.
Catha Sancaya merujuk pada kepedulian dan keterlibatan, partisipasi aktif untuk berbuat sesuatu bagi lingkungan hidup dan masyarakat, keterlibatan, dan partisipasi yang diwujudkan melalui profesi atau hasil pembelajaran dari ilmu yang didapatkan dalam kehidupan.
Untuk diketahui, UT memberikan 10 anugerah Catya Sancaya kepada tim peneliti dan PKM pada 2024.
Baca juga: Kejar Akreditasi FIBAA, UT Kembangkan Prodi Ilmu Hukum dan Magister Hukum
“UT terus berkomitmen mengembangkan potensi dosen dan tenaga kependidikan melalui kegiatan penelitian untuk pengembangan ilmu dan penelitian terapan yang inovatif dan berdaya guna,” kata Dewi.