KOMPAS.com - Founder Syena Ahoro Papua (SAPA) Foundation Christwella Violetta Saroy mengatakan, pihaknya berupaya untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang lebih baik di Tanah Papua.
“Berangkat dari tujuan itu, SAPA Foundation bekerja sama dengan James Cook University, Singapore dalam program beasiswa untuk para pemuda di Tanah Papua,” ujar wanita yang akrab disapa Wella itu dalam sesi wawancara melalui Zoom Meeting bersama Kompas.com, Rabu (15/2/2023).
Untuk diketahui, beasiswa tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah dalam meningkatkan SDM daerah. Program ini mendanai penerima beasiswa secara penuh, baik dari biaya perkuliahan, akomodasi, dan uang saku.
SAPA Foundation mempunyai misi untuk mengirim siswa-siswi terpilih lulusan sekolah menengah atas (SMA) di Papua agar bisa mengenyam pendidikan tinggi di James Cook University, Singapore.
Wella menjelaskan bahwa komunikasi antara SAPA Foundation dan James Cook University, Singapore dimulai pada pertengahan 2022.
“Dari komunikasi tersebut, SAPA Foundation berhasil mengirim delapan anak untuk mengenyam pendidikan tinggi di James Cook University, Singapore pada November 2022,” ucap Wella.
Adapun delapan anak tersebut, kata Wella, dipilih SAPA Foundation setelah melakukan penyaringan dari ratusan pemuda-pemudi di Papua.
Setelah terpilih beberapa kandidat, mereka akan diberikan pembinaan selama kurang lebih satu tahun untuk kemudian disaring kembali dan akhirnya terpilih delapan anak.
Dari delapan anak tersebut, pihak James Cook University, Singapore sendiri akan memilah sesuai aturan yang berlaku, terutama dari tingkat pemahaman Bahasa Inggris mereka.
Melalui pemilahan itu, satu anak penerima beasiswa sudah memasuki jenjang diploma untuk selanjutnya menanjak ke jenjang bachelor atau strata satu (S1) atau sarjana.
Baca juga: Cari Pasangan di The Bachelor Indonesia, Richard Kyle Ungkap Dua Bahasa Cintanya
Sementara itu, tujuh anak lainnya saat ini masih mengikuti kelas Bahasa Inggris dari James Cook University, Singapore, yaitu English Language Preparatory Program (ELPP).
Apabila dari kelas tersebut para siswa sudah memahami Bahasa Inggris lebih baik, mereka akan ditransfer ke jenjang selanjutnya. Setiap anak nantinya akan mendapatkan gelar sarjana yang berbeda.
“Kami berharap, beasiswa yang diberikan dari pemerintah bisa membawa anak-anak kembali ke sini dengan bekal berbagai bidang sehingga dapat membangun Papua dengan lebih baik,” imbuh Wella.
Setelah mengirim delapan anak tersebut, ia berharap, SAPA Foundation bisa memberangkatkan 20 anak ke James Cook University, Singapore pada 2023 melalui program beasiswa dari pemerintah.
Baca juga: 13 Beasiswa S1-S3 Bergengsi di Asia 2023, Ada Incaranmu?
“Kami ingin bisa mengirimkan setiap tahun itu melebihi dari target tahun-tahun sebelumnya. Dan kami juga melakukan analisa persiapan apa saja yang harus diperbaiki agar bisa mencapai standar dari James Cook University, Singapore,” ucap Wella.
Selain itu, lanjut dia, SAPA Foundation juga akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk melihat arah pembangunan di Papua selanjutnya.
Oleh karenanya, organisasi yang fokus pada pendidikan, kemanusiaaan, dan pelestarian lingkungan itu akan terus mencoba untuk memenuhi kebutuhan SDM di Papua.
Pada kesempatan yang sama, Program Manager SAPA Foundation Mince Rosely mengatakan, terdapat beberapa alasan pihaknya memilih James Cook University, Singapore sebagai tempat pendidikan pemuda Papua.
Baca juga: Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda
Pertama, kata dia, James Cook University, Singapore memiliki kualitas pendidikan yang mumpuni. Buktinya, James Cook University, Singapore menjadi universitas pertama di sektor swasta yang berhasil meraih penghargaan EduTrust STAR pada 2015 dan 2019 dengan level akreditasi tertinggi.
Kedua, kata dia, karena Singapura dikenal sebagai negara sukses dengan SDM sangat maju meski sumber daya alam (SDA) negara ini rendah.
“Nah, kami sedang kejar itu SDM di Papua supaya maju. Kami ingin anak-anak bisa belajar di Singapura dengan kualitas universitas yang bagus dan juga memastikan mereka dapat mengatasi kondisi kehidupan di negara ini,” imbuhnya.
Keunggulan lainnya, sebut Mince, kampus James Cook University, Singapore memiliki metode pendidikan trimester. Lewat metode ini, mahasiswa dapat menyelesaikan program studi S1 hanya dalam kurun waktu dua tahun.
Beberapa hal tersebut membuat SAPA Foundation lebih memercayakan anak didik mereka menempuh pendidikan di James Cook University, Singapore.
Baca juga: Darurat Pendidikan Seksual di Indonesia
Hal itu sekaligus menjadikan James Cook University, Singapore sebagai perguruan tinggi luar negeri pertama dan satu-satunya yang memformalisasi kerja sama institusi di Papua.
Untuk fokus kerja sama selanjutnya, Mince menjelaskan, SAPA Foundation dan James Cook University, Singapore akan tetap fokus pada program beasiswa.
“Kami punya beberapa target pada 2023 dan dalam beasiswa ini kami punya tiga tujuan. Kami akan menyiapkan anak-anak memenuhi standar pendidikan yang sesuai,” imbuhnya
Tujuan pertama, kata Mince, adalah meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) do Papua. Mengutip databoks, IPM di Papua pada 202 tercatat sebesar 60,44. Skor ini lebih rendah 11,5 poin dari rata-rata IPM nasional yang mencapai 71,94, sekaligus paling rendah di Indonesia.
“Kenaikan IPM per tahun sangat rendah. Perlu 21 tahun lagi untuk Papua kejar rata-rata IPM jika keadaan seperti ini. Itu kenapa SDM Papua harus ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan,” jelas Mince.
Baca juga: Pesan Menaker ke Menteri SDM Malaysia: PMI Harus Diperlakukan Adil
Menurutnya, SDM mumpuni tidak hanya baik secara logika tetapi juga mental. Hal ini bisa generasi muda Papua dapatkan jika menghadapi tantangan di luar negeri.
“Dan kami lihat James Cook University, Singapore itu pendidikan tinggi yang bagus. Itu mengapa anak-anak harus belajar di sana. Kami akan siapkan anak-anak agar bisa mencapai target sesuai kualifikasi pendidikan di James Cook University, Singapore,” imbuh Mince.
Tujuan kedua, lanjut dia, ia berharap para mahasiswa penerima beasiswa dapat lulus dengan gelar sarjana dalam waktu empat tahun.
Adapun tujuan ketiga, Mince mengungkapkan bahwa penerima beasiswa harus pulang untuk membangun Papua.
Baca juga: Beasiswa Kaltim Tuntas dengan Anggaran Rp 375 Miliar, Ini Syaratnya
Sebagai implementasi kerja sama lebih lanjut, SAPA Foundation dan James Cook University, Singapore melakukan penandatanganan memorandum of agreement (MoA) di Swiss-Belhotel Papua, Jayapura pada Selasa (21/2/2023).
Selain itu, terdapat juga sesi diskusi yang dipimpin oleh SAPA Foundation dengan instansi pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya untuk membahas status pendidikan dan IPM di Papua
SAPA Foundation berharap, instansi yang beraudiensi ini bisa menjalin kerja sama lebih lanjut dengan James Cook University, Singapore.
“SAPA Foundation tidak hanya perpanjangan tangan pemerintah, tetapi juga gereja, perusahaan-perusahaan atau instansi lain. Tugas kami sebagai fasilitator menghubungkan dengan pendonor untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” jelas Mince.
Pelajari lebih lanjut mengenai program perkuliahan yang ada di James Cook University di www.jcu.edu.sg atau menghubungi James Cook University, Singapore melalui e-mail andrew.lim@jcu.edu.au.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang SAPA Foundation, Anda bisa menghubungi Yayasan Syena Ahoro Papua melalui e-mail yayasansyenaahoropapua@gmail.com.