KOMPAS.com - Dalam era globalisasi yang semakin maju, banyak individu yang memanfaatkan pendidikan tinggi untuk meraih kesuksesan di dunia profesional. Salah satunya adalah Thakker Krushnum Vipul, alumnus James Cook University.
Dengan latar belakang pendidikan bisnis yang mumpuni, pria yang akrab dipanggil Krushnum ini kini menjabat sebagai Direktur Penjualan dan Pemasaran di dua perusahaan ekspor, yakni PT Pioneer Indo Spices dan Liberty Chemicals.
Untuk diketahui, PT Pioneer Indo Spices berlokasi di Indonesia dengan fokus pada produksi rempah-rempah, getah, dan resin. Sementara, Liberty Chemicals adalah perusahaan yang fokus memproduksi aditif polimer di India.
Selama menjabat sebagai direktur di dua perusahaan, Krushnum menyadari pentingnya memahami tren pasar dalam berbisnis.
Baca juga: 6 Alasan Mengapa Desa yang Sepi Cocok untuk Berbisnis
“Misalnya, di Liberty Chemicals, kita harus belajar dari nol bagaimana mengantisipasi kenaikan harga bahan baku. Di PT Pioneer Indo Spices, kami tidak hanya membeli rempah-rempah, tetapi juga mengolahnya. Ketika kami membeli dari petani, kualitasnya selalu berbeda, meskipun komunitasnya sama," ucap pria asal India ini kepada Kompas.com, Kamis (24/10/2024).
Ia menjelaskan, ayahnya yang memiliki pengalaman 20 tahun di dunia bisnis selalu menekankan, pebisnis, utamanya eksportir, bertanggung jawab memastikan barang yang diekspor bisa konsisten dan berkualitas.
“Kita perlu memahami dengan baik tren pasar ini. Ketika membeli komoditas dari pulau tertentu, kita harus tahu bagaimana kualitasnya dan kadar yang tepat,” jelas Krushnum.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa dirinya memiliki rencana untuk mengeksplorasi pasar baru, terutama Australia, sebagai wilayah yang belum pernah dijelajahi oleh perusahaannya.
Baca juga: Turis Australia Jadi Korban Jambret di Bali, Ponsel Rp 10 Juta Dirampas
“Kami ingin menambah komoditas dan memperluas jangkauan pasar kami,” ujarnya dengan penuh semangat.
Sebelumnya, Krushnum menceritakan bahwa dirinya tertarik dengan dunia bisnis berkat orangtuanya yang mengelola perusahaan, sehingga membangkitkan minat anak tunggal ini untuk mendalami bidang tersebut.
"Alasan saya tertarik pada dunia bisnis bermula sejak sekolah menengah pertama (SMP) atau usia 13 atau 14 tahun. Dari situ, saya mengeksplorasi kualitas yang saya butuhkan untuk menjadi pebisnis yang sukses,” ujar pria kelahiran Mumbai itu.
Ketertarikan Krushnum pada dunia bisnis membawanya untuk melanjutkan studi di James Cook University dengan mengambil program Master of Business Administration (MBA) bidang Kewirausahaan.
Baca juga: Eldest 2024 SMA Labschool Jakarta, Membentuk Jiwa Kewirausahaan Gen Z
Ia merasa bahwa program tersebut memberikan landasan yang kokoh untuk memahami dinamika bisnis.
“Dengan belajar di James Cook University, saya bisa menerapkan teori dan praktik yang saya pelajari untuk menjalankan posisi saya sekarang,” imbuh Krushnum.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa dosen-dosen di James Cook University memiliki pengalaman kerja yang luas, terutama di Indonesia.
Menurut Krushnum, para dosen mampu memberikan perspektif praktis yang sangat membantu.
Baca juga: Berapa Gaji Dosen ASN Tanpa Tunjangan Kinerja?
“Dalam salah satu mata kuliah yang saya ambil, yaitu Supply Chain Management, dosen kami memberikan tugas membuat chart menggunakan Canva dan menjelaskan konsepnya dalam batas 500 kata. Ini berbeda jauh dari tugas-tugas sebelumnya yang biasanya berupa essay yang bisa mencapai 5.000 kata,” imbuhnya.
Tugas tersebut, lanjut dia, mengharuskan mahasiswa untuk memilih sebuah perusahaan dan menganalisis rantai pasokannya, lalu menyajikannya dalam bentuk visual.
Krushnum menjelaskan bahwa tantangan utama dari tugas tersebut adalah menyampaikan informasi yang kompleks dengan cara yang ringkas dan menarik.
“Dosen kami ingin menghindari mahasiswa menulis secara sembarangan dalam essay, yang seringkali hanya berisi definisi atau penjelasan yang tidak mendalam,” tuturnya.
Baca juga: 233 Ijazah Stikom Ditarik, Bagaimana Nasib Mahasiswa?
Menurut Krushnum, hal tersebut adalah cara untuk mendorong mahasiswa berpikir lebih kritis dan kreatif sebelum menulis.
Ia juga menyebut bahwa tugas tersebut menjadi kesempatan unik untuk benar-benar memahami teori yang telah dipelajari dan menerapkannya secara praktis, sekaligus meningkatkan keterampilan komunikasi visualnya.
“Saya merasa bahwa pengalaman ini benar-benar mengasah kemampuan analitis dan kreatif saya, serta memberikan perspektif baru dalam memahami supply chain. Ini adalah tantangan yang tidak pernah saya temui sebelumnya di James Cook University, dan saya menghargai pendekatan yang inovatif ini,” ucap Krushnum.
Baca juga: Inovasi Teknologi Berbasis Sains di Balik Produk Inovatif Bebas Asap
Selain menambah pengalaman akademik, Krushnum juga merasakan peningkatan signifikan dalam kemampuan interpersonalnya selama studi di James Cook University.
Sebagai mahasiswa internasional di Singapura, ia mengaku menghadapi beberapa tantangan terutama mengenai persyaratan Singapore Immigration and Checkpoints Authority (ICA).
Sesuai syarat ICA Singapore, setiap mahasiswa asing di negara ini diwajibkan untuk menghadiri kelas minimal 90 persen.
Meski awalnya aturan tersebut terasa sulit, Krushnum menyadari bahwa konsistensi hadir di kampus memberikan banyak manfaat.
Baca juga: Jadi Stafsus Menkomdigi, Raline Shah Pernah Kuliah di Kampus Terbaik Dunia
“Ini memberi kesempatan untuk bertemu banyak teman baru dan berinteraksi dengan berbagai budaya, terutama bagi mereka yang berasal dari latar belakang berbeda,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Krushnum juga menceritakan pengalamannya saat harus beradaptasi dengan transportasi umum di Singapura yang memberikan pelajaran berharga tentang empati.
“Di Singapura, kami menggunakan transportasi publik seperti bus dan mass rapid transit (MRT). Berbeda dengan di Jakarta, ketika saya biasanya menggunakan mobil atau GoJek. Di Singapura, jika ingin naik MRT atau bus, kita harus mulai dari nol, belajar membaca peta dan mencari informasi. Ini membuat kita lebih praktis dan memahami kesulitan yang dihadapi orang lain,” ujarnya.
Baca juga: Tak Ditemukan Proyektil di Tubuh Tukang Kayu yang Ditembak di Yalimo, Polisi Kesulitan
Ia menekankan pentingnya memahami tantangan yang dihadapi orang-orang yang menggunakan transportasi umum.
“Mungkin terlihat sepele, tapi pengalaman ini mengajarkan saya untuk lebih empatik. Misalnya, jika saya bisa masuk kantor tepat waktu, saya harus ingat bahwa ada orang lain yang harus berjuang lebih keras, seperti mereka yang harus naik bus di tengah hujan atau saat sedang tidak enak badan. Ini adalah pelajaran empati yang akan saya ingat sepanjang hidup,” imbuhnya.
Untuk menjadi pebisnis yang sukses, Krushnum percaya bahwa sikap empati terhadap orang lain, terutama karyawan, sangatlah penting.
Baca juga: Bukalapak Pastikan PHK Karyawan, Imbas Tutup Lapak Produk Fisik
"Tanpa empati, teori yang kita pelajari tidak akan efektif di lapangan," imbuh Krushnum.
Dengan pengalaman yang kaya dan latar belakang yang inspiratif, Krushnum mendorong generasi muda, terutama mahasiswa James Cook University, untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada.
“Kita bisa belajar di luar negeri berkat kerja keras orangtua. Mengingat biaya pendidikan yang tinggi, penting bagi kita untuk memaksimalkan peluang ini dan memikirkan return on investment dari setiap sen yang kita keluarkan,” ujarnya.
Krushnum juga memberikan saran bagi mahasiswa yang akan terjun di dunia bisnis untuk memilih mentor dengan bijak.
Menurutnya, mentor yang tepat adalah salah satu kunci sukses dalam berbisnis karena mereka dapat memberikan, saran, arahan, dan dukungan.
"Mentorship sangat penting dalam bisnis karena kita belum sempurna. Tanpa mentor, sulit untuk sukses. Semua aspek kehidupan membutuhkan bimbingan, dari rutinitas doa hingga kesehatan fisik, yang semuanya bisa terhubung ke kesuksesan bisnis," tutur Krushnum.
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai program perkuliahan yang ada di James Cook University, Anda bisa mengunjungi situs web www.jcu.edu.sg atau menghubungi James Cook University melalui e-mail andrew.lim@jcu.edu.au.