KOMPAS.com - Berani menantang diri mungkin adalah jalan yang baik untuk meraih kesuksesan karier. Hal inilah yang dilakukan oleh alumnus Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul), Ha Kwon Chung.
Meski baru dua tahun melepaskan status mahasiswanya, Ha Kwon Chung sudah meninggalkan jejak di perusahaan-perusahaan startup tersohor, seperti Fabelio, Grab, dan Traveloka.
Kini, ia hanya berpijak pada satu perusahaan startup di bidang jasa dan aktivitas perjalanan, yaitu Klook. Menjabat sebagai Business Development Associate Manager, sosok yang akrab disapa Kwon ini membuktikan bahwa umur dan senioritas bukanlah penentu kesuksesan.
Baca juga: Dukung Pengembangan Usaha Lokal, PHR Gelar Sosialisasi Program Local Business Development
Apabila ditanya mengenai passion, Kwon menjawab dengan percaya diri bahwa marketing yang mengantarkannya menjadi seperti sekarang.
Namun, ia mengaku, ada masanya ketika belum seyakin sekarang. Saat masih menduduki bangku sekolah menengah atas (SMA), alumnus Strata Satu (S1) Branding 2013 Prasmul ini bercita-cita menjadi atlet sepak bola.
Akan tetapi, harapan Kwon sebagai atlet itu harus dia kubur setelah mengalami cedera patah tulang.
Baca juga: Lipesia Riau Mulai, Bergulir Bidik Atlet Sepakbola Potensial
“Karena hal tersebut, aku jadi kepikiran harus punya passion lain selain bola. Akhirnya, setelah lulus SMA, aku nggak langsung kuliah,” kata Kwon, dikutip dari ceritaprasmul.com, Jumat (17/12/2021).
Selama setahun, ia mengaku bekerja di pabrik milik ayah. Di situ, Kwon terekspos dengan dunia bisnis dan pemasaran. Dia pun tertarik untuk belajar lebih dalam.
Setelah mengetahui jurusan yang ingin diambil, pertanyaan yang terlintas di pikiran Kwon adalah di mana ia bisa mendalami bisnis dan pemasaran.
Baca juga: Kembangkan Bisnis ke Kancah Global, Pengusaha Perlu Layanan Remittance yang Terpercaya
Secara kebetulan, waktu itu ia mengunjungi Pop Up Market 2013, ajang bazar tematis tahunan rancangan Prasmul. Acara ini menjadi awal perkenalan Kwon dengan Prasmul.
Keyakinan Kwon untuk mengenal Prasmul semakin tinggi ketika dirinya menyaksikan wawancara Nicholas Kurniawan, alumnus S1 Branding 2011, dalam talk show Kick Andy mengenai bisnis ikan hias.
“Makin penasaran, aku menggali lebih dalam dan menemukan bahwa Prasmul adalah salah satu sekolah bisnis terbaik di Indonesia. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut tes, lalu lolos masuk jurusan Branding,” imbuhnya.
Baca juga: 6 Tips Membangun Personal Branding agar Tidak Dicap Pencitraan
Semasa kuliah, Kwon merupakan mahasiswa yang cukup aktif. Selain bergabung dalam Student Activity Club Futsal, ia juga mengikuti organisasi AIESEC in Prasmul, serta Horizon, platform media Student Board Prasmul.
Pada semester pertama, ia bahkan langsung menemukan partner untuk membuka bisnis brand sepatu bernama HALE Fine Shoes, yang berjalan selama empat tahun kuliahnya di Prasmul.
“Setiap mendapat ilmu baru di kelas, misalnya seputar market profiling dan consumer behaviour atau profil pasar dan perilaku konsumen, kami langsung terapkan dalam bisnis,” ujar Kwon.
Lebih lucunya, setelah sempat menghadiri Pop Up Market sebagai pengunjung umum, ia beralih posisi menjadi tenant selama dua tahun berturut-turut.
Baca juga: Gandeng IPB, Teten Ingin Tanaman Hias Indonesia Jadi Trend Setter
Kwon menceritakan, saat itu Pop Up Market hadir ketika local trend sedang menanjak. Ia pun merasa beruntung dapat berpartisipasi dalam ajang tersebut.
Namun, momen yang Kwon anggap sebagai turning point adalah ketika ia menjalankan mata kuliah Selling pada semester tujuh.
Bersama teman-teman sekelasnya, Kwon mengikuti kegiatan company visit ke sebuah perusahaan produsen farmasi.
“Kami diajak berjualan bareng sales-nya, muter-muter Cibubur naik sepeda motor. Walaupun matahari terik, aku merasa senang banget bisa bertemu orang-orang baru dan meyakinkan mereka untuk beli produk kami,” ujarnya.
Baca juga: Metland Raup Marketing Sales Rp 1,3 Triliun pada Kuartal III-2021
Setelah melihat secara langsung proses negosiasi harga hingga benefit, ia mengaku bahwa itu merupakan pengalaman terbaik yang membuat ia ingin terjun ke bidang sales and partnership.
Mengenai kiat mencari kerja, Kwon merasa bersyukur karena tidak menemukan kesulitan. Setelah wisuda, ia langsung bekerja full-time di Grab.
Lalu dua kantor berikutnya, di Traveloka dan Klook, ia dapatkan setelah didekati oleh masing-masing perusahaan. Jabatan yang ditawarkan pada Kwon pun bukan lagi untuk tingkat pemula.
“Itu memang sebuah privilege atau hak istimewa. Aku berterima kasih ke Prasmul karena sudah membentuk aku menjadi pribadi seperti ini,” ucapnya.
Baca juga: Sejumlah Privilege Ratu Inggris, Punya ATM Pribadi hingga Kebal Hukum
Menurut Kwon, hal yang membedakan alumni Prasmul dengan yang lain adalah entrepreneurial sensibility.
"Mau di perusahaan mana pun dan di bidang apa pun, kami bekerja dari perspektif seorang entrepreneur," ucapnya.
Begitu pula saat bekerja di perusahaan yang sudah besar, Kwon mengatakan, ia selalu menerapkan mindset sebagai owner.
Sebab, ia merasa harus peduli dengan perkembangan perusahaan dan ikut berpikir cara agar perusahaan tersebut semakin maju.
Strategi tersebut terbukti ampuh karena ilmu dan kemampuannya tidak luput dari mata para recruiter.
Baca juga: Hati-hati Ada Hoaks Rekrutmen BNI, Cermati Modusnya
Kwon menyatakan, ia tidak akan menutup pintu ketika ada kesempatan untuk memupuk kariernya. Meskipun serius terhadap perusahaan dan jabatan yang dipangku, ia mengaku tidak bisa naif terhadap perubahan tren bekerja di zaman ini.
“Dulu, tingkat konsumsi nggak sebesar sekarang. Dunia kita serba instan, serba aplikasi, sangat konsumtif. Perusahaan semakin banyak, persaingan semakin ketat,” ucap Kwon.
Mungkin, lanjut dia, para orangtua bisa menetap di sebuah perusahaan selama puluhan tahun, tetapi hal itu sudah berbeda bagi generasi muda. Sebab, generasi muda harus bisa menjadi lebih adaptif dan open-minded.