Menginspirasi, Dua Srikandi Lulusan Prasmul Berhasil Temukan Karier Impian di Bidang STEM

Kompas.com - 08/12/2022, 16:29 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Angel bersama teman-temannya membuat CU Glasses.DOK. ceritaprasmul.com Angel bersama teman-temannya membuat CU Glasses.

KOMPAS.com - Berkreasi sambil memupuk prestasi dan pengalaman bisa diraih siapa saja selama ada kemauan, tanpa terbatas usia maupun gender.

Hal tersebut yang berhasil ditorehkan oleh Medelyn Angel Hartono, salah satu mahasiswi Sarjana Strata 1 (S1) Product Design Engineering (PDE) Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul).

Perempuan yang dikenal dengan nama Medelyn ini sudah cukup lama bergelut dalam dunia desain. Ia memulai kariernya sebagai desainer bahkan sejak duduk di bangku kuliah.

Tak hanya karena jurusannya, alumnus Prasmul angkatan 2018 tersebut sering diamanatkan tanggung jawab mengenai visual dalam kegiatan kepanitiaan dan juga berbagai macam kompetisi.

Baca juga: Semarakkan Sail Tidore 2022, Kementerian KP Gelar Kompetisi Fotografi Bawah Air

“Salah satu ideku di lomba Bina Nusantara (Binus) Kampus Alam Sutera (ASO) dan menang penghargaan Most Favorite Idea adalah membuat kacamata “CU Glasses” yang dilengkapi peta digital dan bisa mengarahkan pengendara. Alat ini tujuannya untuk mengurangi risiko kecelakaan dan memudahkan ojek online (ojol),” ucap Medelyn seperti diwartakan ceritaprasmul.com, Senin (5/12/2022).

Selain itu, karya CU Glasses buatannya juga dipakai dalam kompetisi Innofair dan berhasil memenangkan Most Innovative Idea.

Innofair adalah ajang tahunan yang diadakan oleh Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) Prasetiya Mulya Innovation Student Organization (SISO).

Tak hanya CU Glasses, gadis yang beberapa kali mendapatkan beasiswa dari Prasmul itu juga membuat sebuah proyek, yaitu Kursi Ma’doko yang terinspirasi dari Rumah Tongkonan.

Rumah Tongkonan merupakan tempat singgah dengan penghuni yang biasa duduk bersama di lantai untuk musyawarah.

Prasmul menganggap karya yang berbalut dengan kearifan dan budaya lokal tersebut sebagai potensi.

Baca juga: Hidupkan Budaya Inovasi, SKSG UI Gelar Kompetisi Nasional “TMTIC 2022”

Oleh karenanya, Faculty Member PDE memutuskan untuk memasukkan karya Medelyn ini untuk mengikuti lomba Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII).

Tanpa disangka, Kursi Ma’dokko menjadi salah satu benda yang terpajang di pameran Taman Ismail Marzuki.

Terkait berbagai proyek yang diciptakan, Medelyn mengungkapkan bahwa kreativitasnya terasah dari berbagai macam pengalaman.

“Selalu seru, ikut lomba. Menang nggak menang, itu masalah akhir. Tapi, kerja keras selama seleksi dan lomba itu yang memorable, ketika kita bisa menikmati prosesnya,” ujar Prasmulyan peraih Best Academic in Program dan MSIG Award for Best Product Design Engineering Graduate dalam Wisuda Prasetiya Mulya 2022 pada 6 Desember 2022 itu.

Pada kesempatan itu, ia mengungkapkan bahwa masa-masa jenuh sesekali datang menghadang kreativitasnya.

Untuk mengatasinya, Medelyn aktif dalam berbagai organisasi di luar bidang yang ia geluti.

Baca juga: Bentuk Organisasi Koperasi di Indonesia

“Kalau organisasi, aku ikut SISO bagian Public Relation karena mau coba hal baru di luar desain, mau sesuatu yang beda selain kuliah,” ujarnya.

Selain itu, Kepala Bidang Public Relations himpunan mahasiswa School of Applied STEM Prasmul ini juga membuang rasa jenuh dengan menyalurkan hobinya bermain futsal melalui kegiatan Student Activity Club Futsal.

Pengalaman pertukaran pelajar

Selain kompetisi, Medelyn mengungkapkan bahwa dirinya juga memiliki pengalaman pertukaran pelajar bersama mahasiswa Singapore University of Technology and Design (SUTD).

Meski tidak sempat terjun langsung ke lapangan karena pandemi Covid-19, menurutnya, platform online tetap menjadi wadah yang memadai untuk mahasiswa-mahasiswi Universitas Prasetiya Mulya serta SUTD bertukar ide-ide desain dan berkolaborasi.

Baca juga: Konferensi Internasional IKJ Angkat Tema Dialog Transkultural dalam Seni dan Desain

Medelyn pun mendapatkan pengalaman langsung di lapangan ketika magang melalui program Co-op STEM.

Ia mengaku, pengalaman tersebut tidak hanya membantunya dalam mengembangkan desain produk secara optimal untuk konsumen, tetapi juga berguna sebagaimana fungsi dasar bekerja.

“Ikut co-op itu delapan bulan, tapi aku ambil 12 bulan di Otten Coffee sebagai product designer. Salah satu proyeknya itu buat kemasan dengan keunikan khusus, ada user experience (UX). Di sini, aku bisa mengimplementasikan ilmu yang aku dapat di PDE,” jelasnya

Bentuk produk hasil karya Medelyn pun bermacam-macam, tidak hanya packaging kopi kapsul.

Baca juga: 4 Cara Bijak Minum Kopi Tanpa Mengganggu Kesehatan Tubuh

Ia menyatakan pernah membuat kartu yang bisa dilipat menjadi kalender dengan bentuk seperti kartu remi.

Sementara itu, di lingkup akademik, Medelyn mengungkapkan terdapat dua mata kuliah yang menjadi pendukung utama dirinya dalam dunia kerja, yaitu Business Innovation dan Product Development Design.

Menurut Medelyn, kedua mata kuliah tersebut memiliki materi yang bisa diimplementasikan langsung ke dalam bisnisnya.

Angel bersama teman-temannya merintis Bryte.DOK. ceritaprasmul.com Angel bersama teman-temannya merintis Bryte.

Terbukti, setelah lulus dari Prasmul, Medelyn kini dipercaya memegang jabatan sebagai Co-founder Bryte, salah satu startup education-technology (ed-tech) yang bertujuan untuk meningkatkan pengalaman belajar bagi semua pelajar.

Baca juga: Lulusan Perdana S1 IBL Prasmul Beberkan Pengalamannya Belajar Regulasi Fintech dan Bekerja di DANA 

Pengalaman berharga selama kuliah

Pada kesempatan tersebut, Medelyn menyebutkan bahwa menjadi anak PDE merupakan salah satu hal berharga yang didapatkan selama kuliah di Prasmul.

Menurut Medelyn, program studi PDE memberikan manfaat kepada mahasiswa untuk bisa lebih exposure dalam dunia desain dan memiliki koneksi yang luas.

“Di Prasmul, banyak proyek yang kolaborasi lintas jurusan dan karena kebiasaan, akhirnya di industri tidak terlalu kaget. Lewat semua proses itu juga akhirnya bisa belajar kerja tim, kolaborasi, dan berteman dengan orang yang latar belakangnya beragam,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, kata dia, tercebur dalam pengalaman profesional juga bisa memperkuat mental dan mindset. Bahkan, pengalaman bisa menumbuhkan sense of design yang kuat dan pikiran terbuka untuk kritik serta saran dalam mengembangkan sebuah produk.

Baca juga: Cerita Pengalaman Mahasiswa Brawijaya Kunjungi Pabrik Mobil di Inggris

“Saat menjalani sebuah kegiatan, pengalaman itu membuat mudah kebayang produk yang lagi populer di industri seperti apa, yang diinginkan perusahaan, sebelum kemudian dilebur menjadi sebuah desain,” ucap Medelyn.

Oleh karenanya, lanjut dia, desainer harus lebih "tahan banting" menghadapi feedback.

“Bagus atau tidak itu subjektif, kalau dulu dibilang jelek itu down. Sekarang jadi lebih paham kalau masing-masing orang punya selera, jadi bisa tanya kenapa tidak suka, masukannya apa,” jelas Medelyn.

Percaya diri geluti dunia STEM sebagai karier utama

Stephanie bersama teman-temannya memenangkan Codig.DOK. ceritaprasmul.com Stephanie bersama teman-temannya memenangkan Codig.

Selain Medelyn, Stephanie Elawitachya sebagai lulusan Prasmul tahun 2022 juga memiliki cerita tersendiri dalam mencetak karier impian di bidang STEM.

Meski bias gender dalam bidang STEM masih ada, hal ini tidak menyurutkan niat Stephanie untuk bekerja di lingkup tersebut.

Baca juga: Anak Oki Setiana Dewi Idap Sindrom Prader Willi, Jalani Terapi Stem Cell

Lulusan S1 Business Mathematics Pramsul itu mengungkapkan bahwa keberadaan perempuan di dunia STEM diperlukan. Pernyataan ini mampu dibuktikan ketika Stephanie berhasil meraih AFTECH Award for Best Women in STEM Graduate.

Ia menceritakan, awal mula dirinya masuk ke dunia STEM dimulai dari tugasnya sebagai panitia di STEM Inc.

Saat itu, Stephanie merasa posisi kepanitiaan tidak memiliki manfaat. Sampai akhirnya, Section Manager RevoU ini diajak oleh seorang teman untuk mendaftar menjadi panitia STEM Inc.

Dari pengalaman tersebut, ia mengaku sadar bahwa menjadi panitia bisa memiliki banyak manfaat. Mulai dari memiliki koneksi luas dan bisa mengenal banyak orang sampai ke fakultas lain.

Dengan pengalamannya menjadi panitia dan aktif organisasi, Stephanie juga bisa mengasah soft skills secara pribadi untuk menghadapi dunia kerja.

Baca juga: Agar Makin Pede Setelah Lulus, Undip Beri Pelatihan Soft Skills

“Ketika aku kerja, aku sudah siap dan mengerti cara menangani orang, ngobrol dengan banyak pihak, hingga leadership skill. Beruntung, Universitas Prasetiya Mulya menyediakan banyak opsi dan bidang yang bisa dijelajahi mahasiswanya,” ujarnya.

Sempat alami krisis identitas

Berbicara soal eksplorasi diri, Stephanie menceritakan bahwa dirinya sempat mengalami “krisis identitas” di pertengahan kuliah S1 Business Mathematics.

Mahasiswi angkatan 2018 tersebut mulanya memiliki mimpi untuk berkarier sebagai aktuaris. Namun, jalan hidupnya tidak berjalan sesuai ekspektasi.

Hal tersebut berawal saat masa kuliah Stephanie di semester dua. Ia saat itu diberikan kesempatan untuk kerja magang di perusahaan asuransi. Akan tetapi, Stephanie merasa tidak cocok dengan aktuaria.

“Merasa kehilangan diri sendiri saat masuk di Business Mathematics karena tidak cocok,” cerita siswi lulusan SMA IPEKA itu.

Baca juga: BP3 Kemendikbud Gelar Tes Minat Bakat Siswa SMA-SMK, Segera Daftar

Ia mengaku jika proses menemukan jati diri dan minat bakat memang berat dan tidak selalu berjalan mulus.

Namun, Stephanie meyakini satu hal bahwa setiap orang memiliki jalan untuk menutup ketidakpastian tersebut.

“Titik balik aku adalah ketemu materi Introduction to Data Science. Dari situ, baru tahu kalau ada opsi selain aktuaria. Lewat mata kuliah itu, aku menemukan jenjang karier, aku mau jadi data analyst,” imbuhnya.

Berkat mata kuliah tersebut, gadis asal Tangerang itu memutuskan untuk lebih fokus pada data science dan menjalani kariernya di RevoU.

“Per Januari 2023, ingin coba pindah ke data analytics. Goals-nya dari associate atau kolega sampai jadi lead,” ucap Stephanie.

Baca juga: Wujudkan Karier Impian dengan Kuliah di Universitas BSI Jalur Gelombang Khusus

Perjalanan studinya sampai menemukan karier impian tidak lepas dari peran Universitas Prasetya Mulya. Menurutnya, institusi pendidikan ini ibarat kompas yang mengarahkan mahasiswa ke arah yang benar ketika kehilangan arah.

Dalam kesempatan itu, Stephanie juga menceritakan pengalaman lain yang membentuk dirinya sebagai seorang wanita karier dalam industri STEM, yaitu menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa School of Applied STEM Prasmul, SISO.

“Pengalaman sebagai Ketua SISO itu jadi pengaruh banget ke karier. Lingkungan di Universitas Prasetya Mulya membuatku tidak takut untuk mencoba, peluangnya juga banyak,” jelasnya.

Stephanie mengaku bahwa mindset tersebut ia bawa sampai sekarang. Ia pun merasa tidak takut gagal karena telah mendapatkan pengalaman berharga sewaktu kuliah.

Terkini Lainnya
Cerita Alumnus Pascasarjana Prasmul yang Menemukan Proyeksi Kariernya berkat Studi
Cerita Alumnus Pascasarjana Prasmul yang Menemukan Proyeksi Kariernya berkat Studi
Universitas Prasetiya Mulya
Kisah Sukses Anis, Mengenyam Pendidikan Tinggi Sambil Meniti Karier Profesional
Kisah Sukses Anis, Mengenyam Pendidikan Tinggi Sambil Meniti Karier Profesional
Universitas Prasetiya Mulya
Lulusan Perdana S1 IBL Prasmul Beberkan Pengalamannya Belajar Regulasi Fintech dan Bekerja di DANA 
Lulusan Perdana S1 IBL Prasmul Beberkan Pengalamannya Belajar Regulasi Fintech dan Bekerja di DANA 
Universitas Prasetiya Mulya
Perangi Sampah Makanan, Prasmul Gandeng Sejumlah Kampus Bentuk Konsorsium In2Food
Perangi Sampah Makanan, Prasmul Gandeng Sejumlah Kampus Bentuk Konsorsium In2Food
Universitas Prasetiya Mulya
Dunia Pendidikan Hadapi Derasnya Perubahan, Rektor Prasmul Kenalkan Konsep Fundamental Resetting
Dunia Pendidikan Hadapi Derasnya Perubahan, Rektor Prasmul Kenalkan Konsep Fundamental Resetting
Universitas Prasetiya Mulya
Pentingnya Raih Pendidikan Tinggi untuk Persiapan Masa Depan
Pentingnya Raih Pendidikan Tinggi untuk Persiapan Masa Depan
Universitas Prasetiya Mulya
Dosen Universitas Prasmul Rancang Sistem Pangan Berkelanjutan Melalui Haltrack
Dosen Universitas Prasmul Rancang Sistem Pangan Berkelanjutan Melalui Haltrack
Universitas Prasetiya Mulya
Keberhasilan Alumnus Prasmul Cetak Fashion Lokal Kualitas Unggulan
Keberhasilan Alumnus Prasmul Cetak Fashion Lokal Kualitas Unggulan
Universitas Prasetiya Mulya
Lewat Digital Blended Learning, Universitas Prasmul Siap Gelar PTM
Lewat Digital Blended Learning, Universitas Prasmul Siap Gelar PTM
Universitas Prasetiya Mulya
Eksis Selama Pandemi, Svara Prasetiya Raih Gold Medal di 2nd World Virtual Choir Festival
Eksis Selama Pandemi, Svara Prasetiya Raih Gold Medal di 2nd World Virtual Choir Festival
Universitas Prasetiya Mulya
Horizon Radio, Media Hiburan Asyik Anak-anak Prasmul
Horizon Radio, Media Hiburan Asyik Anak-anak Prasmul
Universitas Prasetiya Mulya
Ingin Belajar ke Luar Negeri? Mahasiswa Prasetiya Mulya Bagikan Tipsnya
Ingin Belajar ke Luar Negeri? Mahasiswa Prasetiya Mulya Bagikan Tipsnya
Universitas Prasetiya Mulya
Program S3 Manajemen dan Kewirausahaan Universitas Prasetiya Mulya, Apa Saja Keunggulannya?
Program S3 Manajemen dan Kewirausahaan Universitas Prasetiya Mulya, Apa Saja Keunggulannya?
Universitas Prasetiya Mulya
Wisuda Prasmul, Rektor Djisman Minta Wisudawan Jadi Pelopor Gaya Hidup Baru di Masyarakat
Wisuda Prasmul, Rektor Djisman Minta Wisudawan Jadi Pelopor Gaya Hidup Baru di Masyarakat
Universitas Prasetiya Mulya
Bagikan artikel ini melalui
Oke