KOMPAS.com - Menciptakan dan mengembangkan proyeksi karier yang sesuai dengan minat atau passion bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya dengan menempuh pendidikan pascasarjana.
Hal tersebut telah diimplementasikan oleh Nurani Agustina, salah satu mahasiswi lulusan Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul).
Ia memutuskan untuk melanjutkan studi sambil bekerja dengan harapan bisa mengembangkan diri dalam karier profesionalnya di PT Bank Central Asia Tbk atau BCA.
Namun, akibat pandemi Covid-19 pada 2020, Prasmulyan (sebutan untuk mahasiswa Prasmul) ini harus menjalani studi pilihannya secara online selama dua tahun.
“Kebetulan nih, angkatan di masa pandemi jadi selama dua tahun ini full online,” ujar Nurani dikutip dari ceritaprasmul.com, Senin (5/12/2022).
Baca juga: Sisi Positif Harbolnas, Tak Sekadar Pesta Belanja Lho
Sebagai angkatan online, ia mengaku bahwa terdapat sisi positif dan negatif dibandingkan mahasiswa angkatan lain yang merasakan kuliah offline.
Pada satu sisi, kata Nurani, dirinya sedikit kesusahan dalam mengatur waktu, tetapi di sisi lain juga bisa menghemat waktu perjalanan.
Menurutnya, menjalani semua kegiatan perkuliahan di platform online bukanlah menjadi masalah.
“Sejauh ini, sejak join, rasanya itu nggak ada masalah atau hambatan untuk networking. Keakraban tetap terjalin meskipun kuliahnya didominasi online,” ujar peraih Best Academic in Program dalam Wisuda Prasetiya Mulya pada 6 Desember 2022.
Ia mengungkapkan, berkomunikasi dan berhubungan secara online perlahan menjadi salah satu bagian besar dalam kehidupan masyarakat.
Baca juga: Jangan Salah Strategi, Ini 8 Tips Berkomunikasi dengan Anak
Meski dahulu terkesan malas, sebut Nurani, masyarakat kini dipaksa networking secara online. Hal ini bisa memberikan pandangan baru bahwa dalam menjalin hubungan baik tetap bisa dilakukan dari mana saja.
Terlebih, saat bergabung dengan MM Strategic Management, perempuan yang bekerja di divisi Credit Recovery BCA ini mengaku menemui banyak rekan-rekan mahasiswa memiliki segudang pengalaman.
Dari berbagai pengalaman tersebut, Nurani dan rekannya pun sepakat mengadakan sharing bersama untuk bertukar pikiran dan berdiskusi.
“Relasi juga semakin banyak, di semua bidang kami punya,” ujar Nurani.
Dialog tersebut, lanjut dia, tidak hanya terjadi antarmahasiswa semata. Dosen juga ikut berpartisipasi dalam bertukar pikiran.
Baca juga: Bertemu Gubernur NTB di Mataram, AHY: Silaturahmi, Bertukar Pikiran sebagai Sahabat
“Kalau dengan faculty member (FM), bisa sharing tentang bidang pekerjaan kami, mencari jalan keluar dengan berdiskusi. Pastinya, semua informasi tersebut punya pengaruh positif untuk pengembangan diri kami dan bisnis, sebelum masuk gelasnya terisi sedikit setelah lulus jadi penuh,” imbuh Nurani.
Selama menjalani hari-harinya bekerja di BCA sambil berkuliah di Prasmul, Nurani mulai melihat tantangan yang dihadapinya adalah titik terang untuk rencana masa depannya.
Ia mengaku bahwa manajemen waktu menjadi kendala pertama, termasuk skala prioritas Nurani.
“Jadi ada kalanya ketika memang ada deadline tugas, tapi di sisi lain ada prioritas pekerjaan yang ditunggu juga. Sejauh ini saya dan teman-teman meskipun mepet, tapi tetap berusaha secara maksimal,” ucap mahasiswi yang menyukai mata kuliah Managing Growth tersebut.
Nurani menegaskan, tantangan tersebut harus dihadapi karena dirinya sudah memiliki komitmen untuk mengambil hal itu.
Baca juga: Michelle, Pebisnis Muda dan Wisudawan Terbaik UPN Jogja Beri Tips Manajemen Waktu
Selain manajemen waktu, kata dia, keluar dari zona nyaman juga menjadi salah satu tantangan lain yang harus dihadapi.
Wanita yang sudah bekerja di BCA selama 13 tahun ini menceritakan bagaimana sedikit demi sedikit, tantangan dalam perkuliahan mengubah pola pikirnya menjadi lebih terbuka terhadap segala hal.
“Kalau mau survive atau bertahan hidup, kita harus terus improve and innovate atau meningkatkan diri dan berinovasi,” ucap Nurani.
Motto hidup tersebut mulai diaplikasikan ke lingkungan kerjanya. Menurut Nurani, segala sesuatu harus selalu dikembangkan tanpa henti.
Baca juga: Pentingkah Berbahasa Indonesia yang Benar di Lingkungan Kerja?
Oleh karena itu, ia tidak ingin hanya puas dengan apa yang dimiliki sekarang. Hal itu membuatnya semakin konsisten dalam belajar agar bisa terus bergerak lebih baik lagi ke depannya.
Ia mengatakan bahwa pergeseran pola pikir tersebut menumbuhkan minatnya untuk memulai sebuah usaha. Hal ini menjadi salah titik terang Nurani dalam menyusun rencana masa depannya.
“Dari kuliah Prasmul ini mulai membuka pikiran dan mencari peluang bisnis. Mungkin franchise, bukan coba yang from zero. Paling tidak, sudah ada niatan dan membuka mata untuk mencari pendapatan lain selain rutin bulanan karena dasarnya sudah dapat di kampus. Tinggal butuh keberanian juga untuk berbisnis,” jelasnya.
Nurani mengungkapkan bahwa opsi berwirausaha kini mulai masuk ke dalam proyeksi kariernya ke depan.