KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemendikbudristek) berhasil memberikan pemerataan akses pendidikan untuk siswa Papua dan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) melalui program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik).
Melalui dua program afirmasi tersebut, ribuan siswa dan mahasiswa dari pelosok Indonesia berkesempatan mengenyam pendidikan berkualitas di sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Sebagai contoh, Program ADEM memberikan kesempatan bagi siswa di Papua dan daerah 3T untuk melanjutkan pendidikan menengah di sekolah berkualitas di Pulau Jawa dan Bali.
Sejak diluncurkan pada 2013, program ini berhasil menyekolahkan 6.800 siswa di bangku sekolah menengah.
Sebanyak 443 siswa asal Papua yang tergabung dalam ADEM angkatan 2021 telah menyelesaikan pendidikan di berbagai sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, mengapresiasi keberanian siswa-siswi yang telah meninggalkan zona nyaman untuk belajar di luar Pulau melalui beasiswa ADEM.
Indonesia membutuhkan para siswa untuk menjadi pemimpin masa depan. Oleh karena itu, ia mengimbau agar peserta ADEM dan ADik dapat memanfaatkan kesempatan yang ada.
“Teruslah belajar untuk menggapai cita-cita dengan semangat Merdeka Belajar,” kata Mendikbudristek dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (29/9/2024).
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti. Ia berpesan kepada lulusan penerima ADEM asal Papua agar dapat berbagi inspirasi dan memotivasi keluarga, teman, dan lingkungannya bahwa pendidikan dapat diakses bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Suharti juga memberikan semangat kepada lulusan penerima ADEM untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
“Tunjukkan prestasi di mana pun adik-adik berada. Pemerintah juga menyediakan beasiswa melalui ADik atau program lainnya, seperti KIP Kuliah. Bahkan, siswa yang memiliki prestasi bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri,” tutur Suharti.
Baca juga: Kemendikbud Bantah UN Dihapus Bikin Siswa Sulit Kuliah di Luar Negeri
Melalui program tersebut, siswa-siswa Papua dan 3T diberikan kesempatan untuk merasakan pendidikan dengan fasilitas lebih memadai dan kualitas lebih baik. Mereka juga dapat belajar hidup di lingkungan sosial dan budaya yang berbeda.
Setelah kembali ke daerah, para siswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu membawa pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman hidup untuk berkontribusi bagi pembangunan di daerah.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa Papua dan 3T memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan tinggi melalui Program ADik.
Program tersebut telah berhasil memberikan beasiswa kepada lebih dari 7.614 mahasiswa dari Papua dan daerah 3T pada 2023. Dari jumlah ini, terdapat 1.321 siswa yang merupakan lulusan program ADEM.
Mendikbudristek mengajak siswa lulusan ADEM untuk menjadikan pengalaman belajar selama tiga tahun di Bali dan Jawa sebagai bekal dalam mengembangkan diri menjadi mahasiswa.
“Saat ini, mahasiswa Indonesia punya kesempatan yang jauh lebih besar mengembangkan potensinya dengan belajar di luar kampus,” tutur Mendikbudristek.
Mendikbudristek menjelaskan bahwa Kemendikbudristek mengajak mahasiswa untuk mengikuti program Kampus Merdeka sejak tiga tahun lalu, seperti Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Projek Sosial, Kewirausahaan, serta pertukaran pelajar di dalam dan luar negeri.
Hingga saat ini, terdapat lebih dari 470.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia telah mengikuti Program Kampus Merdeka. Dari jumlah ini, lebih dari 1.500 di antaranya berasal dari kampus di Papua dan Papua Barat.
Mendikbudristek mengaku telah mendengar pengalaman mahasiswa yang menjadi peserta Kampus Merdeka. Mereka mendapat kesempatan untuk turun langsung ke lapangan dan mempelajari hal-hal yang tidak diajarkan dalam kelas.
“Itu menjadi pengalaman berharga yang berguna untuk membangun masa depan,” ujar Mendikbudristek.
Sebagai informasi, Program ADik sendiri memberikan akses kepada mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Skema beasiswa ini mencakup biaya kuliah penuh serta tunjangan hidup.
Dengan demikian, beasiswa tersebut dapat mempermudah siswa dari daerah yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk mengakses pendidikan tinggi berkualitas.
Mahasiswa penerima ADik berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari penyandang disabilitas, anak buruh migran, atlet berprestasi, hingga mahasiswa asli Papua yang harus menempuh pendidikan tinggi di luar Papua.
Sementara itu, dari daerah 3T, penerima beasiswa repatriasi dan penyandang disabilitas bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi di seluruh Indonesia (kecuali wilayah Papua).
Selain memberikan akses pendidikan, program ADEM dan ADik juga memperkaya pengalaman hidup peserta dengan paparan terhadap lingkungan yang beragam.
Baca juga: Kemendikbud: Mahasiswa Kerja Paruh Waktu di Kampus Boleh jika Ada Relevansi
Banyak siswa yang awalnya mengkhawatirkan tantangan hidup di luar daerah, terutama terkait perbedaan budaya dan sosial, justru tumbuh menjadi individu yang lebih percaya diri dan mandiri setelah mengikuti program itu.
Sebagai contoh, beberapa siswa ADEM berhasil meraih prestasi akademik dan nonakademik selama pendidikan di luar Papua. Salah satu siswa dari Kabupaten Supiori, Provinsi Papua, Novita Mansoben berhasil meraih juara kedua dalam cabang atletik pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2023.
Prestasi tersebut menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, siswa dari daerah terpencil mampu bersaing dan berprestasi di tingkat nasional.
Program ADEM dan ADik merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan pemerataan akses pendidikan di Indonesia.
Pemerintah menyadari bahwa tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses pendidikan berkualitas yang setara.
Oleh karena itu, siswa dari Papua dan daerah 3T diberikan peluang yang sama untuk menempuh pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi terbaik di Indonesia melalui kedua program tersebut.
Baca juga: Kemendikbud Upayakan Berantas Masalah Buta Aksara, Ini Strateginya
Mendikbudristek menegaskan komitmennya untuk memastikan keberlanjutan program ini. Pihaknya ingin memastikan semua anak Indonesia, terutama dari Papua dan 3T, mendapatkan kesempatan setara untuk memperoleh pendidikan berkualitas.
Pendidikan adalah kunci penting dalam menciptakan masa depan yang lebih baik, baik bagi individu maupun daerah asal mereka,” ungkap Mendikbudristek.
Kemendikbudristek, lanjutnya, menghadirkan banyak inisiatif untuk mendorong siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi berkualitas, seperti Beasiswa Indonesia Maju, LPDP, KIP Kuliah, serta ADIK.
“Melalui program tersebut, kami berupaya memastikan bahwa tidak ada anak bangsa yang tertinggal hanya karena keterbatasan akses atau biaya,” tuturnya.