KOMPAS.com - Sekolah Menengah Atas (SMA) Cikal Serpong resmi meraih akreditasi A pada 11 Januari 2024 setelah menjalankan rangkaian dan proses penilaian akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional (BAN).
Capaian itu memberikan kabar baik bagi seluruh pendidik dan murid SMA Cikal Serpong, terutama murid yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Sebab, peluang untuk diterima masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) terbaik di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Surabaya (ITS), dan lainnya menjadi lebih besar, yakni 40 persen bagi para murid SMA Cikal Serpong.
Kepala SMP-SMA Cikal Serpong Prameshwari Ramadhani mengungkapkan, capaian tersebut menjadi salah satu bukti prestasi institusi pendidikan Cikal, khususnya kampus Sekolah Cikal Serpong.
Dia mengatakan, capaian itu menjadi sebuah bukti nyata komitmen Sekolah Cikal Serpong, khususnya di jenjang SMA, dalam mendukung dan memberikan kesempatan lebih luas bagi para murid untuk melanjutkan pendidikan di kampus-kampus terbaik dalam dan luar negeri.
Baca juga: Lahirkan Bibit Unggul, Sekolah Cikal Amri Setu Bentuk Tim Guru Khusus Minat dan Bakat Murid
Kepala sekolah yang akrab disapa Imesh itu juga mengatakan, pengumuman akhir terkait akreditasi didapatkan melalui surat edaran dari pengawas yang diterima pada 11 Januari 2024.
“Kami sangat bersyukur atas capaian ini karena dengan terakreditasi A, jumlah murid SMA yang berpotensi mendapatkan undangan untuk masuk PTN meningkat menjadi 40 persen,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (25/3/2024).
Tidak hanya itu, dia mengatakan, pencapaian akreditasi A juga akan meningkatkan kepercayaan orangtua terhadap Sekolah Cikal Serpong.
Imesh berharap, Sekolah Cikal Serpong, khususnya jenjang SMA Cikal Serpong, dapat memberikan pendampingan dan pembelajaran dengan kualitas terbaik sesuai cita-cita Cikal, yakni Kompetensi 5 Bintang Cikal.
“Kami berharap ke depannya SMA Cikal Serpong bisa terus bisa dapat mendampingi para murid meningkatkan kompetensinya untuk menjadi individu yang berdaya sesuai dengan tujuan masing-masing,” katanya.
Baca juga: Tidak Targetkan Kesempurnaan, Ini Cara Belajar TK dan SD Cikal Bandung
Imesh mengatakan, pihaknya ingin terus memberikan pengalaman bagi murid untuk mendalami bidang-bidang spesifik. Tujuannya, agar mereka bisa mencapai kampus atau jurusan yang diinginkan pada masa depan.
"Capaian tersebut menjadi salah satu bukti prestasi institusi pendidikan Cikal, khususnya kampus Sekolah Cikal Serpong, dalam hal kualitas pendidikan di jenjang SMA," ujar Imesh.
Proses dan rangkaian penilaian kualitas pendidikan di SMA Cikal Serpong dilakukan BAN selama satu tahun.
Imesh mengungkapkan, tim akademik dari SMA Cikal Serpong mempersiapkan berbagai dokumen dan mengikuti rangkaian pembinaan oleh pengawas pendidikan.
“Dalam prosesnya, kami menyiapkan dokumen-dokumen yang menjadi syarat akreditasi, kemudian kami berkomunikasi dan mendapatkan pendampingan atau pembinaan dari pengawas,” ungkapnya.
Dia menambahkan, terdapat rangkaian wawancara bersama dengan para murid, guru, dan alumni sebagai refleksi dari penilaian kualitas pembelajaran di SMA Cikal Serpong.
“Ada rangkaian proses wawancara (murid, alumni atau guru) atau bahkan pengawasan langsung dalam proses pembelajaran sebagai ukuran penilaian SMA Cikal Serpong,” jelasnya.
Adapun Sekolah Cikal Serpong merupakan salah satu kampus Sekolah Cikal yang menjadi sekolah swasta nasional berbasis kompetensi dan menerapkan pendekatan personalisasi dengan kurikulum Cikal di Tangerang Selatan.
Dapatkan informasi dan detail program, pendekatan belajar, hingga cara SMA Cikal Serpong mendampingi pemetaan minat, bakat, dan potensi murid untuk menuju jenjang Pendidikan Tinggi melalui Cikal Support Center di bit.ly/cscikal, media sosial Cikal di @sekolahcikal, @rumahmaincikal, @pendidikaninklusicikal, serta website Cikal cikal.co.id.
Selain itu, Anda bisa langsung mengunjungi Sekolah Cikal Serpong di Jalan Ciater, RW Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310.
Baca juga: Lupercalia, Festival Berdarah yang Jadi Cikal Bakal Hari Valentine?