KOMPAS.com - Sekolah Cikal terus menghadirkan sesi kajian agama berkala untuk orangtua murid dari, baik itu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha dengan topik-topik keagamaan yang terkini dan berhubungan erat dengan pengasuhan anak.
Salah satu rangkaian kajian agama di Sekolah Cikal dimulai dengan tema “Seksualitas dan Interaksi” yang berlangsung sejak awal November 2023.
Pendiri Cikal Najelaa Shihab mengungkapkan, pihaknya mengenalkan anak terkait pendidikan seksualitas sejak dini bukan sekadar mencegah kehamilan atau penyakit, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab sebagai manusia.
“Tujuan pendidikan seksualitas bukanlah sekadar mencegah kehamilan atau penyakit sebagaimana pandangan barat, tetapi menumbuhkan manusia yang bertanggung jawab dalam perilaku personal dalam hubungan pernikahan dan kemasyarakatan,” ungkapnya dalam siaran pers, Rabu (17/4/2024).
Tema tersebut dibahas dari sisi agama sebagai pembuka dari rangkaian kegiatan kajian bagi orangtua murid di Sekolah Cikal.
Baca juga: Lahirkan Bibit Unggul, Sekolah Cikal Amri Setu Bentuk Tim Guru Khusus Minat dan Bakat Murid
Psikolog Anak dan Keluarga di Sekolah Cikal Rahma Paramita mengatakan, diskusi mengenai “Seksualitas dan Interaksi” di berbagai agama merupakan hal yang tidak harus ditutupi dan patut dibicarakan.
“Hal yang paling utama itu dalam pembahasan seksualitas dan interaksi itu adalah hal tersebut bukanlah hal yang harus ditutupi dan patut dibicarakan orangtua kepada anak sesuai dengan tuntunan agama,” ujarnya.
Sebab, kata Rahma, seksualitas mengandung esensi menjadi manusia yang bertanggung jawab dalam kehidupan.
Dalam pembahasan tema “Seksualitas dan Interaksi”, para orangtua Sekolah Cikal membangun banyak dialog dengan para tokoh pemuka agama, baik itu tentang isu remaja dan seksualitas hingga lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT).
Rahma menambahkan, Cikal sebagai sekolah yang mengakomodasi semua agama dan memiliki cita Kompetensi 5 Bintang Cikal berupaya memberikan ruang dan dukungan bagi orangtua untuk belajar bersama dan merefleksikan nilai-nilai agama untuk dapat diterapkan dalam pengasuhan anak.
Baca juga: Lewat Playground of Mataram, Sekolah Cikal Ajak Anak Didik Cintai Budaya Bangsa
“Di Cikal, kami menghadirkan dan mengaktifkan kajian agama bagi orangtua kembali karena kami meyakini bahwa sebagai sekolah yang beragama, agama apa pun itu adalah dasar dari kehidupan,” katanya.
Oleh karenanya, kajian agama bagi orangtua murid tersebut merepresentasikan betapa kuat dan pentingnya dasar agama dalam pengajaran dan pengasuhan orangtua mengacu pada setiap agama masing-masing.
Rahma juga menekankan nilai-nilai agama adalah aspek paling mendasar untuk menumbuhkan pribadi yang bijak dan bahagia, tidak hanya untuk anak, tetapi juga terhadap orangtua itu sendiri.
“Mengacu pada salah satu cita kami di Kompetensi 5 Bintang Cikal, Menjadi Pribadi yang Bijak dan Bahagia atau emotionally, spiritually and morally rich, nilai agama adalah nilai yang paling mendasar dalam pengasuhan anak, dilanjutkan pada nilai sosial, budaya dan masyarakat,” jelasnya
Dalam praktiknya, kegiatan kajian agama berkala di Sekolah Cikal menjadi salah satu pembekalan orangtua untuk dapat mengoptimalkan dukungan dan pengasuhan terhadap anak.
Baca juga: Lahirkan Pribadi Unggul Masa Depan, Sekolah Cikal Terapkan Pendidikan Berbasis Kompetensi
Tak hanya itu, kajian agama berkala dengan tema-tema yang berbeda setiap bulan diharapkan membuat orangtua dapat menjadi sahabat bagi anak.
Rahma mengatakan, rangkaian kajian agama itu dilakukan sebagai bagian dari pembekalan kepada orangtua murid, selain Ceramah Pintar dan Parents Mandatory Workshop.
Dia berharap, kegiatan itu dapat mengoptimalkan kembali dukungan dan pengasuhan orangtua, khususnya dari sisi agama agar pengasuhan yang dilakukan semakin utuh.
“Kami hanya berharap orangtua dapat bersahabat dengan anak dan mengarahkan anak sesuai dengan pendampingan agama,” tuturnya.
Kajian ini juga ditujukan sebagai langkah mengoptimalkan pengasuhan anak agar anak tumbuh menjadi pribadi bijak dan bahagia atau emotionally, spiritually, and morally rich dalam kehidupan.
Adapun rangkaian kajian agama di Sekolah Cikal dibawakan banyak tokoh dan pemuka agama, antara lain Muhammad Quraish Shihab, Hanlie Muliani, Charlotte Priatna, Sim Mettasari I, I Wayan Kantun, I Nengah Dana, dan lainnya.
Kajian agama itu digelar di lima kampus Sekolah Cikal, yakni Sekolah Cikal Lebak Bulus, Sekolah Cikal Amri Setu, Sekolah Cikal Serpong, Sekolah Cikal Bandung, dan Sekolah Cikal Surabaya
Dalam berbagai sesi, para orangtua antusias untuk memahami tema pembahasan secara mendalam dan menghubungkannya pada konteks terkini dunia, baik itu seksualitas, disiplin dalam ibadah, dan lainnya dalam bentuk dialog dan diskusi bersama pemuka agama
Sekolah Cikal merupakan sekolah swasta nasional berbasis kompetensi di Indonesia dengan cabang di Sekolah Cikal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sekolah Cikal Amri Setu, Jakarta Timur, Sekolah Cikal Serpong, Tangerang Selatan, Sekolah Cikal Bandung, dan Sekolah Cikal Surabaya Barat.
Baca juga: 5 Keunggulan Sekolah Cikal Surabaya, Sekolah Swasta Berbasis Kompetensi dan Pendekatan Personalisasi
Dapatkan informasi selengkapnya tentang Sekolah Cikal melalui Cikal Support Center, sosial media Cikal di @sekolahcikal, @rumahmaincikal, @pendidikaninklusicikal, dan laman Cikal cikal.co.id.