KOMPAS.com - Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) mengimplementasikan Professional Development Journey (PDJ) dengan melibatkan para mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan hard skill dan soft skill mereka, sehingga mahasiswa siap untuk memasuki dunia kerja dengan lebih matang.
PDJ adalah program pengembangan karakter profesional yang diberikan kepada mahasiswa aktif MNP sebagai modal dasar persiapan karier mereka.
Melalui PDJ, MNP menerapan konsep akademik dalam pengembangan individu dengan keunggulan spesifik yang dibutuhkan oleh industri dalam sikap, mentalitas, dan perilaku.
Dengan begitu, mahasiswa MNP menjadi lebih siap untuk menjalankan tugas-tugasnya saat memasuki dunia industri.
Baca juga: LP3M UNJ dan Dunia Industri Gelar FGD Memperkuat Program Kampus Merdeka
Menurut data dari Future of Jobs Report 2023 yang dipublikasikan oleh World Economic Forum, kebutuhan akan soft skill menduduki peringkat 10 teratas dari berbagai keterampilan yang perlu terus dilatih dan ditingkatkan.
Keterampilan tersebut meliputi analytical thinking, creative thinking, artificial intelligence (AI) and big data, leadership and social influence, resilience, flexibility, agility, curiosity, lifelong learning, technology literacy, motivation, self-awareness, empathy, dan active listening.
Mengacu pada temuan tersebut, MNP merancang PDJ sebagai upaya untuk memperkuat karakter profesional mahasiswa agar dapat bersaing di dunia kerja.
Tim Kemahasiswaan MNP Laura Ajawaila menjelaskan bahwa PDJ telah diterapkan sejak 2022, dimulai dari semester satu angkatan pertama hingga saat ini.
Baca juga: Beasiswa Unggulan untuk Semester Berapa? Pendaftaran Dibuka 1 Juli
“Kami juga membaca adanya berbagai laporan kebutuhan hard skill dan soft skill dari berbagai negara, dan kami menyimpulkan bahwa soft skill menjadi komponen penting yang harus dimiliki mahasiswa untuk persiapan kelulusan mereka,” ujar Laura.
Mahasiswa MNP termasuk dalam generasi Z (gen Z), yaitu individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012.
Kelebihan dari gen Z adalah sebagai generasi digital native. Mereka lahir dan tumbuh di era digitalisasi yang meluas, sehingga memiliki pemahaman teknologi yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.
Baca juga: Menggerakkan Generasi Hijau: Kontribusi Mahasiswa dalam Praktik Keberlanjutan
Melalui teknologi, mereka dapat terhubung dengan berbagai individu dari berbagai latar belakang budaya (Kuliah Kerja Fest 2021), yang membentuk mereka sebagai individu yang terbuka dan memiliki pandangan global.
Namun, di samping kelebihannya, gen Z juga memiliki kelemahan. Sebagai digital native, mereka cenderung lebih terbiasa berinteraksi secara digital daripada berinteraksi tatap muka secara langsung.
Oleh karena itu, mereka mungkin kurang terampil dalam membaca situasi sosial dan emosi orang lain dengan efektif.
Laura menyatakan bahwa situasi tersebut memiliki dampak cukup besar bagi gen Z, yang perlu belajar bagaimana berinteraksi dengan norma-norma sosial, terutama dalam menyesuaikan cara berkomunikasi dengan teman sebaya atau dengan pimpinan.
Baca juga: Cara Berkomunikasi dengan Anak Remaja Jika Mereka Tidak Ingin Bicara
Dengan mempertimbangkan fenomena gen Z dan kebutuhan untuk meningkatkan soft skills mereka, MNP mengembangkan PDJ yang terstruktur dari semester satu hingga semester lima.
Laura menjelaskan bahwa di semester satu, mahasiswa MNP mulai mengubah pola pikir mereka ketika memasuki dunia perkuliahan (The New World), menemukan identitas diri (Who Am I?), dan merencanakan karier mereka ke depan (Basic Career Development).
Pada semester dua, fokusnya adalah mengelola emosi dan menjadi individu yang efektif (Smart Emotion dan Effective Person).
“Pada semester tiga, mahasiswa akan belajar untuk mengembangkan ide berdasarkan permasalahan yang ada (Creativepreneur). Pada semester empat, mereka akan mengikuti proyek untuk meningkatkan keterampilan interpersonal dan kerja tim,” imbuh Laura.
Baca juga: Pengertian Komunikasi Interpersonal dan Ciri-cirinya
Sementara itu, lanjut dia, di semester lima, mahasiswa diharapkan terus mengembangkan growth mindset untuk mempersiapkan diri masuk ke dunia industri (magang).
Untuk memberikan pelayanan dan pengalaman terbaik kepada mahasiswa, Kemahasiswaan MNP melakukan evaluasi melalui focus group discussion (FGD) dengan mahasiswa angkatan 2021 dan 2022.
Dalam FGD tersebut, mahasiswa diberikan pertanyaan terbuka untuk menyampaikan pendapat dan masukan terkait program PDJ yang telah dilaksanakan.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mahasiswa menginginkan kegiatan PDJ yang lebih aplikatif dan interaktif.
Baca juga: Menggerakkan Generasi Hijau: Kontribusi Mahasiswa dalam Praktik Keberlanjutan
Dengan mempertimbangkan berbagai dari mahasiswa, Kemahasiswaan MNP menyelenggarakan kegiatan PDJ dengan pendekatan yang lebih aplikatif dan interaktif, khususnya untuk tema “Interpersonal Skills and Teamwork”.
Kegiatan tersebut dimulai pada akhir April 2024 dan salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pembuatan video bertemakan Life at MNP dalam kelompok-kelompok, yang bertujuan untuk melatih keterampilan interpersonal dan kerja tim.
Puncak dari kegiatan PDJ Interpersonal Skills and Teamwork dilaksanakan pada Selasa (18/6/ 2024), dimulai dengan ice breaking untuk meramaikan suasana, peer assessment untuk mengevaluasi kinerja dalam kelompok, refleksi kelompok dan presentasi, serta wrap up session. Kegiatan ini juga mencakup permainan building truck game dan diakhiri dengan makan bersama.
Baca juga: Kementan Kerap Tanggung Biaya Makan Bersama SYL dan Eselon I
Laura menyimpulkan bahwa hasil dari kegiatan PDJ kali ini sangat memuaskan, sesuai dengan harapan mahasiswa.
“Mereka terlihat lebih aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan. Mengingat sifat mahasiswa politeknik yang lebih berorientasi pada psikomotorik. Secara keseluruhan, kegiatan ini mendapat nilai kepuasan sebesar 4.3 dari skala 5.