Mengenal Pendekatan Andragogi, Seni Belajar untuk Orang Dewasa

Kompas.com - 30/12/2022, 11:14 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Putera Sampoerna Foundation (PSF) menerapkan konsep andragogi atau pemahaman tentang ilmu dan praktik dalam pendidikan orang dewasa dalam sejumlah program pelatihan bagi para tenaga pendidik di Indonesia.DOK. Humas Putera Sampoerna Foundation Putera Sampoerna Foundation (PSF) menerapkan konsep andragogi atau pemahaman tentang ilmu dan praktik dalam pendidikan orang dewasa dalam sejumlah program pelatihan bagi para tenaga pendidik di Indonesia.

KOMPAS.com – Istilah andragogi kerap dijumpai dalam proses pembelajaran orang dewasa, baik pendidikan formal maupun nonformal.

Andragogi merupakan pemahaman tentang ilmu dan praktik dalam pendidikan orang dewasa. Istilah ini adalah kebalikan dari pedagogi, yakni pemahaman tentang ilmu dan praktik dalam pendidikan anak-anak.

Konsep pendidikan tersebut sangat penting karena kegiatan belajar orang dewasa tidak dapat dijalankan seperti anak-anak yang sedang duduk di bangku sekolah.

Konsep andragogi menawarkan kiat dan strategi untuk mengajar orang dewasa yang telah tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan psikologis.

Bapak Teori Andragogi Malcolm Knowles mengatakan, orang dewasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak.

Baca juga: Edtech Tak Terelakkan, PSF Wadahi Pengembangan Karier Guru lewat Guru Binar

Pertama, konsep diri. Ketika seseorang menjadi dewasa, konsep dirinya bergerak dari seorang pribadi yang bergantung ke arah pribadi yang mandiri.

Kedua, pengalaman belajar. Manusia mengakumulasi banyak pengalaman yang diperolehnya sehingga menjadi sumber belajar yang berkembang.

Ketiga, kesiapan untuk belajar. Orang dewasa ingin mempelajari hal-hal yang membantu mereka menyelesaikan tugas yang relevan.

Keempat, orientasi belajar. Perspektif waktu orang dewasa berubah dari suatu pengetahuan yang tertunda penerapannya menjadi penerapan yang segera. Orientasi belajar mereka juga berubah dari yang terpusat pada pelajaran beralih menjadi terpusat pada masalah.

Kelima, motivasi belajar. Orang dewasa mengandalkan motivasi internal, seperti kenaikan gaji atau promosi, peningkatan keterampilan di bidang yang relevan, hingga perbaikan hidup di dalam maupun luar tempat kerja ketimbang sumber motivasi eksternal, yakni orang tua, guru, atau dorongan masyarakat untuk mengejar pendidikan tinggi.

Baca juga: PSF Dukung Guru Terapkan Pembelajaran Menyenangkan dan Modern lewat Metode Gamifikasi

Merujuk pada karakteristik tersebut, konsep andragogi Knowles menyebutkan, terdapat empat prinsip dalam pembelajaran orang dewasa, yakni:

  1. Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi pengajaran mereka.
  2. Pengalaman (termasuk kesalahan) memberikan dasar untuk kegiatan belajar.
  3. Orang dewasa lebih berminat mempelajari perkara-perkara yang berkaitan secara langsung dengan kerja dan kehidupan mereka.
  4. Pembelajaran orang dewasa lebih berpusat pada masalah daripada berorientasi pada konten.

Penerapan pendidikan andragogi

Pada abad ke-21, konsep pendidikan untuk orang dewasa semakin kontekstual, karena mereka “terpaksa” beradaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.

Dengan memahami keunggulan konsep andragogi di atas, dapat disimpulkan bahwa andragogi bertujuan melahirkan lulusan (target pembelajaran) sebagai pembelajar yang mampu menjadi guru untuk dirinya sendiri.

Baca juga: Orangtua, Ini 5 Cara Seru Melatih Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak Sejak Dini

Putera Sampoerna Foundation (PSF) sebagai institusi bisnis sosial yang berfokus pada peran pendidikan dalam pembangunan bangsa telah menginisiasi sejumlah program pelatihan bagi para tenaga pendidik di Indonesia menggunakan pendekatan andragogi.

PSF melakukan pendekatan khusus agar sesuai dengan karakteristik pesertanya, yakni dengan memusatkan perhatian pada masalah sesuai dengan kebutuhan nyata guru dan memfasilitasi mereka dengan pembelajaran yang aktif dan mandiri.

Spesialis Program PSF sekaligus praktisi pendidikan yang telah menguasai pendekatan andragogi bagi pelatihan guru, Lasia Ulita Sinuraya menyampaikan, keterlibatan diri atau ego peserta didik adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa.

“Untuk itu, PSF sebagai pendidik melibatkan para guru seoptimal mungkin dalam kegiatan belajar,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (28/12/2022).

Lasia menjelaskan, optimalisasi pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai hal. Contohnya dengan melibatkan guru dalam mendefinisikan kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar, serta mengajak mereka mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.

Baca juga: PSF Gandeng Pemkab Kubu Raya Gulirkan Pusat Guru Belajar untuk Tingkatkan Kompetensi Guru

"Dengan metode dan teknik pembelajaran yang tepat, program pelatihan yang diberikan PSF terbukti berhasil memberikan manfaat dan solusi atas permasalahan yang dihadapi peserta didik," tuturnya.

Salah satu guru SMPN 1 Tompobulu, Bantaeng bernama Darwis mengungkapkan bahwa dirinya telah mengikuti Lighthouse School Program (LSP). Ia ingin mencoba mengatasi tantangan pembuatan inovasi pembelajaran agar suasana belajar di dalam kelas bisa terwujud.

Sebagai seorang guru dan orang dewasa, dia merasa masih perlu belajar mengikuti perkembangan pendidikan agar para siswa tetap mendapatkan hak-hak mereka untuk belajar.

“PSF melalui LSP memberikan beragam pelatihan swapacu atau self-paced learning guna mendukung perkembangan potensi guru di SMPN 1 Tompobulu, Bantaeng,” ujarnya.

Darwis mengatakan, metode pembelajaran bersifat mandiri tersebut membantunya bisa tetap mengikuti pelatihan di tengah jadwal kegiatan sekolah yang padat.

Baca juga: Putera Sampoerna Foundation dan Pemprov Sultra Implementasikan Program Lighthouse School di Kota Baubau

“Berbagai pelatihan tepat sasaran yang diberikan telah membantu saya menciptakan suasana belajar yang baru dan menyenangkan bagi siswa dan menjadi guru penggerak di daerah Bantaeng,” terangnya.

Hal senada diungkapkan Novia, guru SMPN 8 Singaraja. Menurutnya, guru juga perlu menjadi “model” bagi siswanya.

Oleh karena itu, ia merasa berkewajiban untuk terus meningkatkan keterampilannya, terlebih pada era pembelajaran abad ke-21 yang terus berkembang.

Salah satu pelatihan yang diikuti Novia adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dilaksanakan PSF melalui Program Organisasi Penggerak.

“Metode P5 membuat siswa di kelas saya sangat antusias belajar karena sekarang belajar terasa menyenangkan. Misalnya, mereka melaksanakan pagelaran seni sebagai tugas akhir,” ujarnya.

Serangkaian pelatihan PSF yang diikuti, sebut Novia, berhasil membuatnya jadi Duta Pengembangan Guru di SMPN 8 Singaraja.

Baca juga: Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Samarinda, SMI dan Putera Sampoerna Foundation Resmikan Program Ekosistem Pendidik Profesional

“Sebagai Duta Pengembangan Guru, saya berperan menjadi peer coach yang mentransfer ilmu kepada guru lainnya dan juga membantu mengimplementasikannya dalam pembelajaran,” jelasnya.

Terkini Lainnya
Mengenal Pendekatan Andragogi, Seni Belajar untuk Orang Dewasa
Mengenal Pendekatan Andragogi, Seni Belajar untuk Orang Dewasa
Putera Sampoerna Foundation
PSF Dukung Guru Terapkan Pembelajaran Menyenangkan dan Modern lewat Metode Gamifikasi
PSF Dukung Guru Terapkan Pembelajaran Menyenangkan dan Modern lewat Metode Gamifikasi
Putera Sampoerna Foundation
Edtech Tak Terelakkan, PSF Wadahi Pengembangan Karier Guru lewat Guru Binar
Edtech Tak Terelakkan, PSF Wadahi Pengembangan Karier Guru lewat Guru Binar
Putera Sampoerna Foundation
PSF Gandeng Pemkab Kubu Raya Gulirkan
PSF Gandeng Pemkab Kubu Raya Gulirkan "Pusat Guru Belajar" untuk Tingkatkan Kompetensi Guru
Putera Sampoerna Foundation
Putera Sampoerna Foundation dan Pemprov Sultra Implementasikan Program Lighthouse School di Kota Baubau
Putera Sampoerna Foundation dan Pemprov Sultra Implementasikan Program Lighthouse School di Kota Baubau
Putera Sampoerna Foundation
Orangtua, Ini 5 Cara Seru Melatih Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak Sejak Dini
Orangtua, Ini 5 Cara Seru Melatih Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak Sejak Dini
Putera Sampoerna Foundation
Bagikan artikel ini melalui
Oke