KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah mendorong penerapan pembelajaran daring yang membutuhkan sokongan teknologi digital untuk mendukung pembelajaran yang berkelanjutan.
Sementara itu, generasi saat ini, khususnya generasi alfa yang lahir di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan internet, menganggap teknologi bukan hanya sebagai fasilitas pendukung, tetapi juga sebagai bagian dari keseharian mereka.
Maka dari itu, guru dituntut untuk mampu menggunakan teknologi dan menjadi kreatif supaya dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan modern sesuai dengan kebutuhan pembelajaran abad ke-21.
Alasan tersebut yang kemudian mendorong inisiatif Putera Sampoerna Foundation (PSF) untuk mentransformasikan gamifikasi sebagai alternatif penggunaan media pembelajaran.
Gamifikasi adalah sebuah metode penerapan sistem dan elemen dalam permainan untuk meningkatkan konteks nonpermainan.
Baca juga: 5 Permainan Edukasi Anak SD, Cocok Saat Liburan Akhir Tahun
Meskipun istilah “gamifikasi” cenderung terdengar sulit, pada praktiknya pengajar bisa menerapkan hal ini dengan mudah.
Sebagai contoh, seorang guru bisa menerapkan sistem poin pengalaman atau experience jika murid aktif di dalam proses belajar dan mengajar.
Di sisi lain, organisasi kependidikan juga bisa berinvestasi untuk menciptakan sebuah aplikasi e-learning yang memiliki sistem gamifikasi ini.
Head of Development and Program PSF Juliana menyatakan, penerapan gamifikasi dalam dunia pendidikan, khususnya untuk generasi alfa tidak hanya dilakukan dengan memanfaatkan teknologi, tetapi bisa melalui tiga cara dan alat yang sederhana.
“Pertama, menggunakan konteks belajar dengan cara memberi contoh kasus di dunia nyata,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (21/12/2022).
Baca juga: Konsep Baru Ganara Art di Astha, Bisa Healing dengan Kelas Seni
Kedua, menggunakan konsep level atau jalan cerita yang terstruktur sehingga informasi terbuka sedikit demi sedikit seiring proses belajar.
Ketiga, dadu untuk memberikan pengalaman pengambilan peluang sehingga membuat variasi jalan cerita, unpredictability, dan misteri.
Adapun rewards yang diberikan berupa points maupun stickers untuk menunjukkan capaian.
Sebagai institusi bisnis sosial yang fokus pada peran pendidikan dalam pembangunan bangsa, PSF juga telah menginisiasi sejumlah program yang sesuai dengan kebutuhan zaman sekarang dan masa depan.
Salah satu program yang digagas PSF adalah Guru Binar. Program yang dilakukan dengan pendekatan online ini merupakan wadah pengembangan karier guru melalui pelatihan dan berbagai pengembangan profesi yang holistik, terpadu, dan sistematis.
Baca juga: Kemendikbud Ristek: Kurikulum Prototipe 2022 Lanjutkan Pengembangan
Guru Binar menjadi platform pertama yang mengintegrasikan sistem gamifikasi dalam pelatihan.
PSF berharap, platform tersebut dapat meningkatkan motivasi guru dalam belajar demi meningkatkan kompetensi masing-masing agar tercipta lulusan Indonesia yang berkualitas.
Gamifikasi pada Guru Binar memberikan tampilan visual animasi yang dilengkapi tiga hal menarik.
Program ini memberikan badges atau lencana untuk setiap pencapaian atau skor yang diraih. Ada pula sekanrio dalam perjalanan (jenjang) pelatihan dengan leaderboard yang berguna menunjukkan performa setiap pengguna.
Juliana mengatakan, pihaknya mengintegrasikan sistem gamifikasi dalam platform Guru Binar untuk meningkatkan motivasi belajar guru.
Baca juga: Edtech Tak Terelakkan, PSF Wadahi Pengembangan Karier Guru lewat Guru Binar
“Hal ini guna meningkatkan kompetensi guru, terlebih di masa pandemi ketika mereka menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan kreativitas dalam mengatasinya,” ujarnya.
Dengan sistem yang telah dirancang sedemikian rupa, lanjut Juliana, proses pelatihan akan terasa menyenangkan, sehingga guru bisa lebih fokus dan paham akan materi yang dipelajari.
Ia menjelaskan bahwa Guru Binar juga menyediakan pelatihan bersertifikat dengan topik “Pembelajaran Gamifikasi pada Kelas Abad Ke-21”.
Pelatihan dalam pembelajaran abad ke-21 itu, kata Juliana, ditujukan agar pendidik dapat menerapkan sistem gamifikasi pada kelas yang diampunya.
“Melalui kelas ini, para guru dan pembelajar lainnya diajak untuk berinovasi dalam hal manajemen kelas dengan mengadopsi konsep permainan yang dikemas secara apik dalam aplikasi Classcraft,” jelasnya.
Baca juga: Menengok Pembelajaran di Sekolah-Sekolah Perbatasan Dua Negara
Classcraft adalah media pembelajaran online berbasis role-playing game yang membantu siswa untuk menambah pengetahuan akademik sembari mengembangkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi mereka.
Juliana mengungkapkan, kelas Guru Binar berdurasi total 720 menit dan mencakup lima tahapan sesi.
"Lima sesi itu, yakni pengenalan prinsip manajemen kelas, pemahaman konsep, pengenalan cara kerja, pengenalan fitur kunci, serta desain kelas Classcraft," tutur Juliana.
Para guru juga akan belajar membuat kelas di Classcraft dengan mengajak para peserta merefleksikan hasil pembelajaran mereka.