KOMPAS.com - Pada era modern, masih banyak masyarakat mengandalkan tes intelligence quotient ( IQ) untuk mengukur kemampuan kognitif dan pemecahan masalah.
Melansir Kompas.com, Rabu (19/1/2022), IQ didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk menalar, memecahkan masalah dan merencanakan sebuah solusi dari permasalahan-permasalahan tertentu.
Masyarakat percaya bahwa IQ dapat memprediksi kesuksesan seseorang, terutama anak-anak, baik secara akademik dan profesional.
Padahal, tes IQ saja belum cukup mengukur keseluruhan dari kemampuan berpikir anak. IQ tinggi bukan satu-satunya faktor yang mendorong kesuksesan di sekolah, kehidupan, atau bisnis.
Baca juga: Tes IQ Bocah 10 Tahun Ini Lebih Tinggi dari Einstein dan Hawking
Selain IQ, emotional quotient ( EQ) atau emotional intelligence (EI) juga merupakan faktor yang penting dalam mengidentifikasi kecerdasan yang dimiliki anak.
Berdasarkan hasil riset penelitian dari psikolog Miami University, Joseph Rode, orang dengan kecerdasan emosional yang baik justru bisa meraup kekayaan lebih banyak.
Dalam jurnal yang ia terbitkan pada 2017, Rode mengatakan, kecerdasan emosional tinggi bisa membantu seseorang menemukan kemudahan dalam pekerjaan.
“Orang-orang yang tinggi dalam EQ dapat mengidentifikasi, memahami, dan mengatur emosi. Cara ini dilakukan lewat komunikasi secara baik-baik dengan orang lain, memikirkan masalah yang dihadapi, membentuk hubungan, dan memelihara hubungan mereka dari waktu ke waktu,” ujarnya seperti dilansir dari Psychologytoday.com, Selasa (10/10/2017).
Baca juga: Membangun EQ Pemimpin
Beberapa tahun terakhir, konsep kecerdasan emosional mulai banyak diperbincangkan. Kecerdasan ini mengacu pada kemampuan untuk mengenali dan mengatur emosi serta menggunakan kesadaran sosial dalam pemecahan masalah.
Oleh karenanya, penting bagi orangtua dalam mengembangkan IQ dan EQ anak. Dengan keduanya, anak bisa mencapai kesuksesan pada berbagai aspek kehidupannya, mulai dari sekolah, pekerjaan, hubungan sosial, hingga kualitas hidup secara keseluruhan.
Untuk mengembangkan kedua aspek IQ dan EQ anak, metode pembelajaran di Alta School dapat menjadi sebagai solusi terbaik bagi para orangtua.
Alta School merupakan salah satu sekolah online berbasis homeschooling yang setara dengan sekolah konvensional.
Baca juga: Siswa Homeschooling dan SLB di DIY Mau Vaksin? Ini Caranya
Sekolah daring tersebut didesain khusus untuk menyiapkan generasi pemimpin masa depan yang menguasai literasi serta memiliki kompetensi dan karakter yang kuat.
Adapun kurikulum yang digunakan sesuai dengan kurikulum nasional dan tersedia untuk jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah dasar (SD).
Kurikulum Alta School sendiri menekankan pada pembelajaran holistik yang berfokus pada empat aspek, di antaranya:
Baca juga: Seperti Ini Penerapan Kurikulum Prototipe di Sekolah Penggerak
Aspek kemanusiaan diberikan untuk mempersiapkan siswa agar dapat memberikan manfaat kepada masyarakat berdasarkan nilai-nilai budaya luhur Indonesia.
Aspek ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa supaya dapat menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, tradisi, dan saling berkomunikasi serta bekerja sama.
Kematangan sosial anak akan mengarahkan pada keberhasilan mereka untuk lebih mandiri dan terampil dalam mengembangkan hubungan sosial.
Baca juga: Seperti Manusia, Paus Beluga Membentuk Hubungan Sosial yang Luas
Aspek kognitif mengajarkan anak untuk mengelola diri secara utuh melalui literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi saintifik, dan literasi sosial budaya.
Lewat aspek seni dan olahraga, anak diajarkan melakukan aktivitas interaktif dari segi kreativitas dan jasmani dengan tujuan melatih kemampuan seni dan motorik.
Tak hanya kurikulum, Alta School juga berkomitmen untuk menggali minat dan potensi unik siswa secara optimal melalui kelas add-on atau ekstrakurikuler.
Tertarik bergabung dengan Alta School? Temukan informasi lebih jauh melalui laman https://www.altaschool.id/.