KOMPAS.com – Content creator dan content writer kerap dianggap sebagai profesi yang sama. Pasalnya, kedua profesi ini memiliki kemiripan nama.
Padahal, kedua profesi tersebut sebenarnya berbeda, sekalipun tugas yang dijalankan sama-sama membuat konten.
Lalu, apa saja perbedaan kedua profesi tersebut? Simak ulasan berikut.
Perbedaan pertama content creator dan content writer terletak pada lingkup pekerjaan. Dilansir dari State of Digital Publishing, content creator merupakan orang yang bertanggung jawab membuat konten di media digital, seperti video dan foto.
Content creator juga memiliki tugas membuat copywriting yang menarik perhatian. Bahkan, orang dengan profesi ini juga ditugasi untuk memikirkan strategi marketing yang harus digunakan agar konten yang dibuat “ngehits”.
Lain lagi dengan content writer. Pekerjaan utama profesi ini adalah menulis konten tulisan berkualitas dan enak dibaca, baik untuk blog, newsletter, media online, maupun situs web perusahaan.
Baca juga: Universitas BSI Gandeng Danacita, Kini Biaya Kuliah Bisa Dicicil
Tulisan yang dihasilkan content writer cukup beragam. Umumnya, seorang content writer menulis sebuah konten yang sedang menjadi tren untuk dijadikan sebagai promosi produk atau kebutuhan informasi.
Content creator yang baik harus memiliki kemampuan riset, mengedit video, menulis naskah, serta memahami dasar-dasar desain.
Kemampuan memproduksi foto dan video yang menarik juga menjadi syarat utama menjadi content creator. Hal ini sesuai bidang profesi ini yang berkaitan dengan karya audio visual, terutama video. Seorang content creator juga harus memahami tone dari brand atau perusahaan yang diwakili.
Sementara itu, seorang content writer harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menulis yang sesuai dengan standar industri. Tulisan dari content writer harus relevan dengan segmentasi pembaca serta enak dibaca.
Baca juga: Berkat Ini, Universitas BSI Masuk 6 Besar Perguruan Tinggi Lulusan Terbanyak
Seorang content writer juga dituntut untuk memahami prinsip dasar search engine optimization (SEO) dan mampu mengedit tulisan secara mandiri.
Dengan memahami SEO, seorang content writer mampu membuat kinerja artikel yang ditulis lebih optimal dan mendatangkan traffic website lebih tinggi.
Perbedaan selanjutnya adalah jenis platform yang digunakan. Seorang content creator lebih berfokus pada pembuatan konten di berbagai macam platform media sosial.
Sebagai contoh, seorang content creator bisa saja hanya membuat konten, baik foto atau video, yang khusus ditujukan di Instagram. Ada juga content creator yang memang bertugas membuat konten video di Youtube.
Baca juga: Lolos Program Transfer Kredit Internasional, 9 Mahasiswa Universitas BSI Belajar di Malaysia
Sebenarnya, content creator juga bisa membuat konten untuk dimuat di blog serta website perusahaan atau pribadi. Namun, medium ini kurang populer untuk tempat konten video.
Platform tersebut lebih populer sebagai tempat menampung artikel yang dihasilkan oleh content writer. Artikel yang dihasilkan umumnya untuk kebutuhan marketing dan dikirimkan ke orang-orang yang berlangganan newsletter dari blog tersebut.
Pada dasarnya, content creator dan content writer punya tujuan yang sama, yakni membuat sebuah konten yang menarik untuk target pasarnya.
Meski demikian, keduanya memiliki beberapa perbedaan. Content creator lebih berfokus pada menciptakan brand awareness dan menarik traffic untuk tren yang silih berganti.
Sementara itu, content writer memiliki tanggung jawab untuk mendatangkan traffic organik dari penulisan artikel menggunakan kaidah SEO serta memberikan informasi tertentu. Melalui kaidah SEO, traffic organik dapat menjadi bahan promosi gratis di laman pencarian Google yang dapat bertahan lama.
Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Anisti mengatakan, berbagai konten tulisan, gambar, suara, video, ataupun gabungan dari keduanya atau lebih merupakan hasil kreativitas dari content creator.
"Konten yang dibuat biasanya akan dimuat pada platform digital, seperti Instagram, YouTube, serta Tiktok. Topik yang dipilih juga beragam," tutur Anisti dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (20/8/2022).
Sementara itu, content writer, lanjut Anisti, semakin dibutuhkan di era digital. Pasalnya, bidang pekerjaan ini tidak sebatas pada menulis buku dan teks saja.
"Saat ini, content writer dapat terlibat dalam penulisan naskah skenario iklan. Profesi ini juga biasanya tergabung dalam divisi kreatif dan scriptwriter," ujarnya.
Anisti menyampaikan bahwa anak muda tidak usah bingung untuk memilih antara content creator atau content writer. Pasalnya, kedua profesi ini bisa dipelajari dengan mudah di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas BSI. Jurusan ini bisa ditemui di beberapa kampus Universitas BSI.
Sebagai informasi, Universitas BSI sedang membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) gelombang 6 yang sudah dimulai sejak 4 Agustus 2022 hingga 1 September 2022. Calon mahasiswa cukup melakukan pendaftaran dengan mengunduh aplikasi PMB- UBSI di Playstore secara gratis. Pengunduhan juga bisa dilakukan melalui situs web https://bsi.pmbonline.id/.
“Universitas BSI juga memberikan keringanan dalam pembayaran perkuliahan dengan sistem cicilan melalui aplikasi Danacita. Calon mahasiswa cukup membayar cicilan sebesar Rp 600 ribuan per bulan untuk dapat kuliah,” tutur Anisti.